Sembako Mahal, Bupati Kudus Ingin Gelar Pasar Murah
Anggara Jiwandhana
Kamis, 1 September 2022 14:11:21
MURIANEWS, Kudus – Bupati Kudus HM Hartopo menginginkan adanya pasar murah untuk bisa menekan laju kenaikan sejumlah harga sembilan bahan pokok (sembako) yang kini tengah terjadi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Pasar murah dianggap lebih berdampak daripada harus menggelar operasi pasar ataupun pemberian bantuan langsung tunai (BLT), meski sesuai regulasi dari Kementerian Dalam Negeri bisa menggunakan dan Belanja Tidak Terduga (BTT).
”Kalau BLT itu Kudus sudah banyak, dari cukai (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau, red) saja masih sisa, belum dengan BLT desa dan bantuan lainnya, sudah banyak,” kata dia, Kamis (1/9/2022).
Sementara bila Pemkab menggelar operasi pasar, sambung dia, tetap saja harga di kemudian hari akan tetap sama. Karena dari pangkalnya juga harga sudah tinggi.
”Nah makanya ini coba kami akan menyelenggarakan pasar murah saja, saya rasa itu akan lebih berdampak di masyarakat,” ujarnya.
Baca: Kudus Siapkan Dana Rp 6 Miliar untuk Tekan Inflasi, Bisa untuk BLTWalau begitu, Hartopo akan berkoordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah ( TPID) dan pihak-pihak terkait untuk memutuskan bagaimana baiknya. ”Nanti kami infokan lagi terkait bagaimana hasilnya,” pungkasnya.
Walau begitu, Hartopo akan berkoordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah ( TPID) dan pihak-pihak terkait untuk memutuskan bagaimana baiknya. ”Nanti kami infokan lagi terkait bagaimana hasilnya,” pungkasnya.Pemkab Kudus sendiri menyiapkan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp 6 miliar di tahun 2022 ini. Anggaran tersebut, bisa digunakan untuk menekan angka inflasi di Kota Kretek bilamana sudah terjadi Hiperinflasi.
Baca: Harga Daging Ayam di Kudus Naik, Pedagang Diprotes PembeliKepala Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan, dan Aset Daerah (BPPKAD) Kudus Eko Djumartono mengatakan, anggaran tersebut bisa digunakan untuk sejumlah langkah penanggulangan.Seperti BLT, anggaran untuk menjamin kelancaran distribusi pangan, menjamin stabilitas harga pangan, dan ketersediaan bahan pangan melalui kerja sama antardaerah. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_312419" align="alignleft" width="1280"]

Aktivitas jual beli daging ayam di Pasar Bitingan Kudus, Jawa Tengah. (Murianews/Vega Ma'arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Bupati Kudus HM Hartopo menginginkan adanya pasar murah untuk bisa menekan laju kenaikan sejumlah harga sembilan bahan pokok (sembako) yang kini tengah terjadi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Pasar murah dianggap lebih berdampak daripada harus menggelar operasi pasar ataupun pemberian bantuan langsung tunai (BLT), meski sesuai regulasi dari Kementerian Dalam Negeri bisa menggunakan dan Belanja Tidak Terduga (BTT).
”Kalau BLT itu Kudus sudah banyak, dari cukai (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau, red) saja masih sisa, belum dengan BLT desa dan bantuan lainnya, sudah banyak,” kata dia, Kamis (1/9/2022).
Sementara bila Pemkab menggelar operasi pasar, sambung dia, tetap saja harga di kemudian hari akan tetap sama. Karena dari pangkalnya juga harga sudah tinggi.
”Nah makanya ini coba kami akan menyelenggarakan pasar murah saja, saya rasa itu akan lebih berdampak di masyarakat,” ujarnya.
Baca: Kudus Siapkan Dana Rp 6 Miliar untuk Tekan Inflasi, Bisa untuk BLT
Walau begitu, Hartopo akan berkoordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah ( TPID) dan pihak-pihak terkait untuk memutuskan bagaimana baiknya. ”Nanti kami infokan lagi terkait bagaimana hasilnya,” pungkasnya.
Pemkab Kudus sendiri menyiapkan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp 6 miliar di tahun 2022 ini. Anggaran tersebut, bisa digunakan untuk menekan angka inflasi di Kota Kretek bilamana sudah terjadi Hiperinflasi.
Baca: Harga Daging Ayam di Kudus Naik, Pedagang Diprotes Pembeli
Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan, dan Aset Daerah (BPPKAD) Kudus Eko Djumartono mengatakan, anggaran tersebut bisa digunakan untuk sejumlah langkah penanggulangan.
Seperti BLT, anggaran untuk menjamin kelancaran distribusi pangan, menjamin stabilitas harga pangan, dan ketersediaan bahan pangan melalui kerja sama antardaerah.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha