Kenaikan Harga BBM Picu Inflasi di Kudus
Anggara Jiwandhana
Selasa, 4 Oktober 2022 11:44:13
MURIANEWS, Kudus – Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) memicu terjadinya inflasi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada September 2022. Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi di Kudus mencapai 1,65 persen dengan indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 112,50.
Kepala BPS Kabupaten Kudus Rahmadi Agus Santosa mengungkapkan, Kudus memang menjadi wilayah tertinggi dalam hal penggunaan BBM khususnya pertalite dan pertamax dibanding lima daerah pembanding lainnya.
Sehingga tidak dapat dipungkiri pada penghitungan inflasi bulan September, Kudus menjadi wilayah yang paling tinggi tingkat inflasinya.
Adapun kota pembanding tersebut adalah Kota Cilacap yang mengalami inflasi 1,11 persen, kemudian Kota Purwokerto 1,15 persen, Kota Surakarta 1,30 persen, Kota Semarang 1,13 persen, dan Kota Tegal sebesar 1,09 persen.
”Kenaikan harga BBM di Kudus ini menyumbang persentase sebesar 1,27 persen sendiri dari total inflasi, yang paling tinggi dibanding komoditas-komoditas lain yang juga naik dan menyebabkan inflasi total bulan September sebesar 1,65 persen ini,” ucap Rahmadi dalam jumpa pers, Rabu (4/10/2022).
Baca: Dana Insentif Penanganan Inflasi di Kudus Harus Segera HabisSelain BBM, Rahmadi mengungkapkan komoditas lain penyumbang inflasi di Kudus adalah komoditas beras yang menyumbang inflasi sebesar 0,12, jasa servis kendaraan 0,03, solar 0,03, dan pasir bangunan sebesar 0,02 persen.”Namun tetap yang paling memiliki andil banyak adalah bensin (pertamax dan pertalite) sementara solar kurang berdampak di Kudus,” pungkasnya. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_313426" align="alignleft" width="1280"]

Warga di Kudus mulai mengantre isi BBM jelang kenaikan harga. (Murianews/Anggara Jiwandhana)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) memicu terjadinya inflasi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada September 2022. Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi di Kudus mencapai 1,65 persen dengan indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 112,50.
Kepala BPS Kabupaten Kudus Rahmadi Agus Santosa mengungkapkan, Kudus memang menjadi wilayah tertinggi dalam hal penggunaan BBM khususnya pertalite dan pertamax dibanding lima daerah pembanding lainnya.
Sehingga tidak dapat dipungkiri pada penghitungan inflasi bulan September, Kudus menjadi wilayah yang paling tinggi tingkat inflasinya.
Adapun kota pembanding tersebut adalah Kota Cilacap yang mengalami inflasi 1,11 persen, kemudian Kota Purwokerto 1,15 persen, Kota Surakarta 1,30 persen, Kota Semarang 1,13 persen, dan Kota Tegal sebesar 1,09 persen.
”Kenaikan harga BBM di Kudus ini menyumbang persentase sebesar 1,27 persen sendiri dari total inflasi, yang paling tinggi dibanding komoditas-komoditas lain yang juga naik dan menyebabkan inflasi total bulan September sebesar 1,65 persen ini,” ucap Rahmadi dalam jumpa pers, Rabu (4/10/2022).
Baca: Dana Insentif Penanganan Inflasi di Kudus Harus Segera Habis
Selain BBM, Rahmadi mengungkapkan komoditas lain penyumbang inflasi di Kudus adalah komoditas beras yang menyumbang inflasi sebesar 0,12, jasa servis kendaraan 0,03, solar 0,03, dan pasir bangunan sebesar 0,02 persen.
”Namun tetap yang paling memiliki andil banyak adalah bensin (pertamax dan pertalite) sementara solar kurang berdampak di Kudus,” pungkasnya.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha