Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Kudus – Namanya adalah Mochamad Fitron, sudah dua tahun ini dia wira-wiri ke Desa Rahtawu di Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah untuk menjalankan tugas menjadi seorang Bintara Pembina Desa (Babinsa) di desa itu.

Desa Rahtawu bisa dibilang menjadi daerah paling utara dan paling tinggi di Kota Kretek. Dengan medan yang cukup berliku dan jalan dengan tebing rawan longsor, tentara Kodim/0722 Kudus dan di Koramil Gebog itu selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke desa binaannya.

Entah untuk pengamanan kegiatan atau hanya sekadar berinteraksi dengan warga di sana. Semua, dilakukan untuk menjaga hubungan baik antarmasyarakat hingga memastikan teritori atau wilayah Desa Rahtawu tetap aman dari gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.

Suka duka pun telah dia lalui selama menjadi Babinsa di Desa yang kini resmi menjadi desa adat dan desa wisata tersebut.

”Memang tidak mudah di awal, apalagi membagi waktunya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang notabenya adalah masyarakat adat. Namun makin ke sini, makin nyaman walau lokasinya ada paling utara Kudus,” kata Fitron pada Murianews, Rabu (5/10/2022).

Baca: Warga Rahtawu Kudus Sebentar Lagi Tak Perlu Turun Gunung untuk Berobat

Sepanjang tugasnya, dia belum pernah menemukan hal yang membuatnya tidak menyukai pekerjaannya. Semua masyarakat Desa Rahtawu menyambutnya dengan hangat. Bercengkrama hampir setiap hari walau jam waktu untuk keluarganya cukup tersita.

”Kadang ya sampai pergi pagi pulang pagi, utamanya pas malam Sura, di atas kan ramai, jadi harus tetap standby supaya kalau ada permasalahan bisa segera dicarikan solusinya bersama,” sambung tentara yang kini berpangkat Sersan Mayor (Serma) tersebut.

Walau begitu, Fitron mengaku masih ada masa-masa yang membuat dirinya cukup nelangsa. Salah satunya adalah saat istrinya jatuh sakit dan dia sedang menjalankan tugas di desa binaannya.”Di sana kan susah sinyal, posisi di rumah istri saya sakitnya kambuh, serasa bingung sendiri saat dikabari itu, apalagi saat itu pas Covid-19 sedang parah, akhirnya saya menyelesaikan tugas saya dahulu dan langsung bergegas untuk pulang ke rumah, susah sinyal memang jadi musuh waktu itu,” ujarnya.Baca: Dugaan Arisan Bodong di Kudus, Polisi Gali Keterangan KorbanTerlepas dari itu, dia merasa pekerjaan yang kini tengah diembankan padanya adalah sebuah tanggung jawab negara yang harus dijalankan dengan sungguh-sungguh. Walau memang, harus mengorbankan cukup banyak waktunya untuk keluarga.Di HUT ke-77 TNI ini sendiri, Fitron berharap negara bisa semakin aman dan TNI bisa semakin bermanfaat bagi Indonesia.”Yang namanya kerja, mau enak tidak enak ya harus dijalankan, ikhlas saja menjalaninya dan tidak lepas tanggung jawab,” pungkasnya. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler