TPID Beberkan Penyebab Kudus Selalu Terjadi Inflasi
Anggara Jiwandhana
Jumat, 14 Oktober 2022 08:42:55
MURIANEWS, Kudus – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menjelaskan penyebab Kabupaten Kudus hampir selalu terjadi inflasi yang cukup tinggi. Menurut mereka, alasannya ada sejumlah faktor.
Ketua TPID Kudus yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) Kudus Samani Intakoris mengungkapkan, alasan utama sering terjadinya inflasi di Kudus adalah karena Kudus merupakan sentra perdagangan di pantura timur.
Samani mengatakan, banyak barang mulai dari sayur mayur, serta barang-barang konsumtif lainnya yang masuk ke Kudus. Adanya banyak barang tersedia ini kemudian didukung dengan daya beli masyarakatnya yang tinggi.
”Jadi ya berputarlah uang di sana, walau harganya sedang tinggi, bagi sebagian masyarakat Kudus mereka tidak masalah, selama mereka merasa bisa membeli, mereka akan membeli,” kata Samani, Jumat (14/10/2022).
Baca: Inflasi September jadi Tertinggi di Kudus Tiga Tahun TerakhirSelain itu, mayoritas warga dengan jenis kelamin perempuan di Kabupaten Kudus memiliki pekerjaan dengan penghasilan yang tetap. Sehingga akan bertambah jumlah konsumen dalam satu pasar.
”Inflasi itu sebenarnya memang tidak baik jika terlalu tinggi, tapi untuk taraf Kabupaten Kudus sendiri, inflasinya masih wajar karena daya beli masyarakat juga tidak menurun drastis,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Kabupaten Kudus, pada September 2022 mengalami inflasi sebesar 1,65 persen. Angka tersebut disebut Badan Pusat Statistik (BPS) Kudus sebagai titik tertinggi inflasi Kudus dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Sebelum ini, inflasi paling tinggi di Kabupaten Kudus terjadi pada bulan April tahun 2022 kemarin. Di mana saat itu angkanya menembus 1,27 persen dikarenakan kenaikan harga bahan pokok menjelang Hari Raya Idulfitri.
Baca: Kenaikan Harga BBM Picu Inflasi di KudusSelain menjadi inflasi tertinggi selama tiga tahun terakhir, inflasi di Kabupaten Kudus pada bulan September ini juga menjadikan Kudus sebagai kota dengan inflasi tertiggi di Jawa Tengah.Bila dibandingkan dengan lima daerah pembanding lain, Kudus bercokol di peringkat pertama dengan inflasi sebesar 1,65 persen.Adapun kota pembanding tersebut adalah seperti Kota Cilacap yang mengalami inflasi 1,11 persen, kemudian Kota Purwokerto 1,15 persen, Kota Surakarta 1,30 persen, Kota Semarang 1,13 persen, dan Kota Tegal sebesar 1,09 persen.Inflasi Kudus di Bulan September ini juga melebihi angka inflasi di Jawa Tengah dan Nasional. Di mana untuk Jateng tingkat inflasi di Bulan September adalah sebesar 1,19 persen dan nasional 1,17 persen. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_281789" align="alignleft" width="1280"]

Sayur mayur di pasar tradisional Kudus. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menjelaskan penyebab Kabupaten Kudus hampir selalu terjadi inflasi yang cukup tinggi. Menurut mereka, alasannya ada sejumlah faktor.
Ketua TPID Kudus yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) Kudus Samani Intakoris mengungkapkan, alasan utama sering terjadinya inflasi di Kudus adalah karena Kudus merupakan sentra perdagangan di pantura timur.
Samani mengatakan, banyak barang mulai dari sayur mayur, serta barang-barang konsumtif lainnya yang masuk ke Kudus. Adanya banyak barang tersedia ini kemudian didukung dengan daya beli masyarakatnya yang tinggi.
”Jadi ya berputarlah uang di sana, walau harganya sedang tinggi, bagi sebagian masyarakat Kudus mereka tidak masalah, selama mereka merasa bisa membeli, mereka akan membeli,” kata Samani, Jumat (14/10/2022).
Baca: Inflasi September jadi Tertinggi di Kudus Tiga Tahun Terakhir
Selain itu, mayoritas warga dengan jenis kelamin perempuan di Kabupaten Kudus memiliki pekerjaan dengan penghasilan yang tetap. Sehingga akan bertambah jumlah konsumen dalam satu pasar.
”Inflasi itu sebenarnya memang tidak baik jika terlalu tinggi, tapi untuk taraf Kabupaten Kudus sendiri, inflasinya masih wajar karena daya beli masyarakat juga tidak menurun drastis,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Kabupaten Kudus, pada September 2022 mengalami inflasi sebesar 1,65 persen. Angka tersebut disebut Badan Pusat Statistik (BPS) Kudus sebagai titik tertinggi inflasi Kudus dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Sebelum ini, inflasi paling tinggi di Kabupaten Kudus terjadi pada bulan April tahun 2022 kemarin. Di mana saat itu angkanya menembus 1,27 persen dikarenakan kenaikan harga bahan pokok menjelang Hari Raya Idulfitri.
Baca: Kenaikan Harga BBM Picu Inflasi di Kudus
Selain menjadi inflasi tertinggi selama tiga tahun terakhir, inflasi di Kabupaten Kudus pada bulan September ini juga menjadikan Kudus sebagai kota dengan inflasi tertiggi di Jawa Tengah.
Bila dibandingkan dengan lima daerah pembanding lain, Kudus bercokol di peringkat pertama dengan inflasi sebesar 1,65 persen.
Adapun kota pembanding tersebut adalah seperti Kota Cilacap yang mengalami inflasi 1,11 persen, kemudian Kota Purwokerto 1,15 persen, Kota Surakarta 1,30 persen, Kota Semarang 1,13 persen, dan Kota Tegal sebesar 1,09 persen.
Inflasi Kudus di Bulan September ini juga melebihi angka inflasi di Jawa Tengah dan Nasional. Di mana untuk Jateng tingkat inflasi di Bulan September adalah sebesar 1,19 persen dan nasional 1,17 persen.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha