– Desa-desa rawan longsor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mulai membentuk satuan tugas (satgas) bencana alam longsor. Mereka bertugas untuk memonitoring dan memantau titik-titik rawan longsor di daerahnya.
Salah satunya yakni Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus. Camat Gebog Bambang Gunadi menyampaikan, pembentukan itu merupakan insiasi warga. Mereka sadar dengan potensi bencana dan semaksimal mungkin melakukan antisipasi.
”Sudah mulai jalan kalau di sana (Rahtawu), warga bergantian patroli ke lokasi-lokasi rawan longsor siang dan malam,” ucap di Rabu (19/10/2022).
Selain penyiagaan Satgas, di wilayah Desa Rahtawu Kudus kini sedang dilakukan pengeprasan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kudus. Cara ini, kata Bambang, juga upaya yang cukup efektif untuk menekan longsor di jalan penghubung desa.
”Selain tentunya juga bisa memperluas ruas jalannya. Semoga dengan segala upaya ini, tidak ada bencana yang datang. Kalaupun ada semoga dampaknya tidak besar,” ungkapnya.
Kecamatan Gebog sendiri memang merupakan wilayah rawan bencana tanah longsor. Desa Menawan hingga Rahtawu adalah di antara dari desa-desa yang kerap terjadi longsor.Terakhir, longsor terjadi di jalan menuju Desa Rahtawu awal tahun ini. Di mana guguran longsor menimpa dua orang pengendara sepeda motor yang saat itu melintas.Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menyiagakan sekitan 500-an relawan. Mereka disiapkan untuk menghadapi bencana alam yang mungkin terjadi di akhir tahun 2022 ini.Jumlah tersebut, kini tersebar di sembilan kecamatan di Kota Kretek dan siap sedia bila sewaktu-waktu terjadi bencana alam. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_325932" align="alignleft" width="1280"]

Relawan bersama warga setempat saat membersihkan guguran longsor yang menimpa dua wisatawan asal Jepara di Desa Rahtawu Kudus, beberapa waktu lalu (Murianews/Anggara Jiwandhana)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Desa-desa rawan longsor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mulai membentuk satuan tugas (satgas) bencana alam longsor. Mereka bertugas untuk memonitoring dan memantau titik-titik rawan longsor di daerahnya.
Salah satunya yakni Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus. Camat Gebog Bambang Gunadi menyampaikan, pembentukan itu merupakan insiasi warga. Mereka sadar dengan potensi bencana dan semaksimal mungkin melakukan antisipasi.
”Sudah mulai jalan kalau di sana (Rahtawu), warga bergantian patroli ke lokasi-lokasi rawan longsor siang dan malam,” ucap di Rabu (19/10/2022).
Selain penyiagaan Satgas, di wilayah Desa Rahtawu Kudus kini sedang dilakukan pengeprasan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kudus. Cara ini, kata Bambang, juga upaya yang cukup efektif untuk menekan longsor di jalan penghubung desa.
Baca: Perkebunan Kopi di Lereng Muria Kudus Meluas, Potensi Longsor Meningkat
”Selain tentunya juga bisa memperluas ruas jalannya. Semoga dengan segala upaya ini, tidak ada bencana yang datang. Kalaupun ada semoga dampaknya tidak besar,” ungkapnya.
Kecamatan Gebog sendiri memang merupakan wilayah rawan bencana tanah longsor. Desa Menawan hingga Rahtawu adalah di antara dari desa-desa yang kerap terjadi longsor.
Terakhir, longsor terjadi di jalan menuju Desa Rahtawu awal tahun ini. Di mana guguran longsor menimpa dua orang pengendara sepeda motor yang saat itu melintas.
Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menyiagakan sekitan 500-an relawan. Mereka disiapkan untuk menghadapi bencana alam yang mungkin terjadi di akhir tahun 2022 ini.
Jumlah tersebut, kini tersebar di sembilan kecamatan di Kota Kretek dan siap sedia bila sewaktu-waktu terjadi bencana alam.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Zulkifli Fahmi