Pakar Ingatkan Pemkab dan Warga Kudus Lakukan Mitigasi Bencana
Anggara Jiwandhana
Kamis, 20 Oktober 2022 23:12:39
MURIANEWS, Kudus – Pemerhati lingkungan sekaligus Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus (UMK) Hendy Hendro mengingatkan agar Pemkab Kudus, Jawa Tengah, untuk bisa segera melakukan mitigasi bencana. Hal ini seiring dengan mulai tingginya curah hujan di Kudus.
Selain pemerintah daerah, masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana juga sudah harus bersiap untuk menghadapi bencana yang bisa datang kapan saja.
”Pemerintah harus mulai melakukan pencegahan, langkah nyata untuk penanggulangan bencana banjir dan longsor juga harus segera dilakukan,” kata dia, Kamis (20/10/2022).
Lebih lanjut, Hendy mengatakan, untuk sungai-sungai yang ada di hilir seperti di Kecamatan Mejobo sudah perlu dibersihkan dari sampah. Bila perlu, dia menyarankan agar dikeruk supaya tumpahan air dari kawasan hulu bisa tertampung dengan baik.
”Karena banjir yang terjadi di daerah tersebut biasanya terjadi karena banyak tumpukan sampah di sana,” sambungnya.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah harus menyiapkan sumber daya yang ada untuk menghadapi bencana. Melakukan koordinasi dengan para pihak yang berhubungan dengan masalah kebencanaan juga merupakan hal yang wajib dilakukan oleh pemkab.
”Memetakan wilayah bencana kemudian membuat peta jalan dalam menghadapi bencana tersebut, masyarakat di daerah rawan bencana juga harus mendapat sosialisasi yang baik terkait penanganan bencana,” ungkapnya.
”Memetakan wilayah bencana kemudian membuat peta jalan dalam menghadapi bencana tersebut, masyarakat di daerah rawan bencana juga harus mendapat sosialisasi yang baik terkait penanganan bencana,” ungkapnya.Sementara, Subkoordinator Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus Munadji mengatakan, pihak BPBD telah menyiagakan sekitan 500-an relawan untuk bersiap menghadapi bencana alam yang mungkin terjadi di akhir tahun 2022 ini.Jumlah tersebut, kini tersebar di sembilan kecamatan di Kota Kretek dan siap sedia bila sewaktu-waktu terjadi bencana alam.Mereka, juga dibagi ke dalam spesialis-spesialis penanggulangan bencana. Mulai dari spesialis banjir dan longsor hingga spesialis penanganan angin kencang atau evakuasi korban tenggelam dan kebakaran.Namun, dalam pelaksanaannya tetap dilakukan secara kondisional dengan memperhitungkan jarak relawan dengan lokasi kejadian. ”Kalau diinvetarisir ada sekitar 500-an orang relawan, itu dari berbagai organisasi kemanusiaan juga,” pungkasnya. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Supriyadi
[caption id="attachment_326350" align="alignleft" width="1280"]

Relawan bersama warga setempat saat membersihkan guguran longsor yang menimpa dua wisatawan asal Jepara di Desa Rahtawu Kudus, beberapa waktu lalu (Murianews/Anggara Jiwandhana)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Pemerhati lingkungan sekaligus Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus (UMK) Hendy Hendro mengingatkan agar Pemkab Kudus, Jawa Tengah, untuk bisa segera melakukan mitigasi bencana. Hal ini seiring dengan mulai tingginya curah hujan di Kudus.
Selain pemerintah daerah, masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana juga sudah harus bersiap untuk menghadapi bencana yang bisa datang kapan saja.
”Pemerintah harus mulai melakukan pencegahan, langkah nyata untuk penanggulangan bencana banjir dan longsor juga harus segera dilakukan,” kata dia, Kamis (20/10/2022).
Lebih lanjut, Hendy mengatakan, untuk sungai-sungai yang ada di hilir seperti di Kecamatan Mejobo sudah perlu dibersihkan dari sampah. Bila perlu, dia menyarankan agar dikeruk supaya tumpahan air dari kawasan hulu bisa tertampung dengan baik.
”Karena banjir yang terjadi di daerah tersebut biasanya terjadi karena banyak tumpukan sampah di sana,” sambungnya.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah harus menyiapkan sumber daya yang ada untuk menghadapi bencana. Melakukan koordinasi dengan para pihak yang berhubungan dengan masalah kebencanaan juga merupakan hal yang wajib dilakukan oleh pemkab.
”Memetakan wilayah bencana kemudian membuat peta jalan dalam menghadapi bencana tersebut, masyarakat di daerah rawan bencana juga harus mendapat sosialisasi yang baik terkait penanganan bencana,” ungkapnya.
Sementara, Subkoordinator Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus Munadji mengatakan, pihak BPBD telah menyiagakan sekitan 500-an relawan untuk bersiap menghadapi bencana alam yang mungkin terjadi di akhir tahun 2022 ini.
Jumlah tersebut, kini tersebar di sembilan kecamatan di Kota Kretek dan siap sedia bila sewaktu-waktu terjadi bencana alam.
Mereka, juga dibagi ke dalam spesialis-spesialis penanggulangan bencana. Mulai dari spesialis banjir dan longsor hingga spesialis penanganan angin kencang atau evakuasi korban tenggelam dan kebakaran.
Namun, dalam pelaksanaannya tetap dilakukan secara kondisional dengan memperhitungkan jarak relawan dengan lokasi kejadian. ”Kalau diinvetarisir ada sekitar 500-an orang relawan, itu dari berbagai organisasi kemanusiaan juga,” pungkasnya.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Supriyadi