Desa di Pegunungan Kendeng Waspada Banjir Bandang
Anggara Jiwandhana
Jumat, 21 Oktober 2022 08:54:12
MURIANEWS, Kudus – Desa-desa yang berada di seputaran Pegunungan Kendeng seperti di Kabupaten Pati, Rembang, dan Kudus, Jawa Tengah perlu mewaspadai potensi banjir bandang di wilayah itu, seiring mulai naiknya intensitas hujan.
Vegetasi yang sangat minim ditengarai akan kembali memicu terjadinya bencana bajir bandang tersebut.
Pemerhati lingkungan sekaligus dosen Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus (UMK) Hendy Hendro mengungkapkan hal tersebut. Hendro pun berharap masyarakat dan pemerintah daerah bisa segera melakukan mitigasi bencana.
”Pegunungan Kendeng kalau kita amati di Google Maps saja, tutupan vegetasinya sangat rendah, sehingga air hujan yang turun tidak banyak yang terserap masuk ke dalam tanah, malah menjadi air permukaan dan air larian,” katanya, Jumat (21/10/2022).
Baca: Tiga Desa di Tambakromo Pati Diterjang Banjir BandangKondisi ini, sambung dia, kemudian diperparah dengan kondisi sungai-sungai di daerah hilir yang jarang bisa menampung air dengan volume yang banyak.
”Hal inilah yang kemudian menyebabkan banjir di wilayah Pati dan Rembang, Kudus memang belum, tapi kami rasa daerah seperti di Wonosoco Undaan harus bersiap,” sambungnya.
Hendy mengatakan, untuk sungai-sungai yang ada di hilir seperti di Kecamatan Mejobo sudah perlu dibersihkan dari sampah.
Hendy mengatakan, untuk sungai-sungai yang ada di hilir seperti di Kecamatan Mejobo sudah perlu dibersihkan dari sampah.
Baca: Banjir Bandang Terjang Dua Dusun di GroboganBila perlu, dia menyarankan agar dikeruk supaya tumpahan air dari kawasan hulu bisa tertampung dengan baik.”Karena banjir yang terjadi di daerah tersebut biasanya terjadi karena banyak tumpukan sampah di sana,” sambungnya.Selain itu, lanjutnya, pemerintah harus menyiapkan sumber daya yang ada untuk menghadapi bencana. Melakukan koordinasi dengan para pihak yang berhubungan dengan masalah kebencanaan juga merupakan hal yang wajib dilakukan oleh pemkab.”Memetakan wilayah bencana kemudian membuat peta jalan dalam menghadapi bencana tersebut, masyarakat di daerah rawan bencana juga harus mendapat sosialisasi yang baik terkait penanganan bencana,” ungkapnya. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_250505" align="alignleft" width="1280"]

Ilustrasi: Banjir bandang Wonosoco, Kudus, beberapa waktu lalu. (MURIANEWS/Yuda auliya Rahman)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Desa-desa yang berada di seputaran Pegunungan Kendeng seperti di Kabupaten Pati, Rembang, dan Kudus, Jawa Tengah perlu mewaspadai potensi banjir bandang di wilayah itu, seiring mulai naiknya intensitas hujan.
Vegetasi yang sangat minim ditengarai akan kembali memicu terjadinya bencana bajir bandang tersebut.
Pemerhati lingkungan sekaligus dosen Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus (UMK) Hendy Hendro mengungkapkan hal tersebut. Hendro pun berharap masyarakat dan pemerintah daerah bisa segera melakukan mitigasi bencana.
”Pegunungan Kendeng kalau kita amati di Google Maps saja, tutupan vegetasinya sangat rendah, sehingga air hujan yang turun tidak banyak yang terserap masuk ke dalam tanah, malah menjadi air permukaan dan air larian,” katanya, Jumat (21/10/2022).
Baca: Tiga Desa di Tambakromo Pati Diterjang Banjir Bandang
Kondisi ini, sambung dia, kemudian diperparah dengan kondisi sungai-sungai di daerah hilir yang jarang bisa menampung air dengan volume yang banyak.
”Hal inilah yang kemudian menyebabkan banjir di wilayah Pati dan Rembang, Kudus memang belum, tapi kami rasa daerah seperti di Wonosoco Undaan harus bersiap,” sambungnya.
Hendy mengatakan, untuk sungai-sungai yang ada di hilir seperti di Kecamatan Mejobo sudah perlu dibersihkan dari sampah.
Baca: Banjir Bandang Terjang Dua Dusun di Grobogan
Bila perlu, dia menyarankan agar dikeruk supaya tumpahan air dari kawasan hulu bisa tertampung dengan baik.
”Karena banjir yang terjadi di daerah tersebut biasanya terjadi karena banyak tumpukan sampah di sana,” sambungnya.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah harus menyiapkan sumber daya yang ada untuk menghadapi bencana. Melakukan koordinasi dengan para pihak yang berhubungan dengan masalah kebencanaan juga merupakan hal yang wajib dilakukan oleh pemkab.
”Memetakan wilayah bencana kemudian membuat peta jalan dalam menghadapi bencana tersebut, masyarakat di daerah rawan bencana juga harus mendapat sosialisasi yang baik terkait penanganan bencana,” ungkapnya.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha