Kudus Tekan Laju Inflasi Hindari Kenaikan Angka Kemiskinan
Anggara Jiwandhana
Rabu, 9 November 2022 14:35:31
Angka inflasi Kudus diketahui sudah melebihi ambang batas inflasi yang ditetapkan pemerintah. Yakni sebesar 4 persen.
Sementara jumlah penduduk miskin di Kota Kretek di tahun kemarin mengalami peningkatan dibanding tahun 2020. Dengan jumlah persetase kenaikan sebesar 0,29 persen.
Pada tahun 2020 jumlah penduduk miskin di Kota Kretek berada di angka 64,24 ribu orang atau sekitar 7,31 persen. Sementara tahun 2021 ini, ada sebanyak 67,06 ribu orang atau sekitar 7,60 persen.
Bupati Kudus HM Hartopo juga tak memungkiri angka inflasi tersebut terbilang tinggi. Hartopo juga menyebut beberapa kali inflasi di Kudus melebihi Jawa Tengah bahkan nasional.
Oleh karena itu, di sisa tahun ini pihaknya berharap Kudus bisa kembali mengendalikan inflasi agar tidak terjadi penambahan jumlah pada kategori warga miskin di Kota Kretek.
”Memang inflasi tahunannya tinggi, tentu akan bermasalah ketika nanti tinggi terus ini nanti angka kemiskinannya juga ikut tinggi, nah ini yang tengah kami upayakan penurunannya,” ujar Hartopo, Rabu (9/11/2022).
Baca: Pemkab Kudus Segera Gunakan DID untuk Tekan Inflasi, Ini Rinciannya
Baca: Pemkab Kudus Segera Gunakan DID untuk Tekan Inflasi, Ini RinciannyaPemkab, kata Hartopo, optimis bisa melakukan hal ini. Itu dikarenakan mereka punya Dana Insentif Daerah (DID) sebesar Rp 10,4 miliar.Dana itu, merupakan dana penghargaan dari pemerintah pusat kepada Kudus yang berhasil mengendalikan inflasi sebelum kenaikan BBM.”Kita nanti akan buat banyak program untuk penanganan inflasi, salah satunya ya pasar murah, kami harapkan ini bisa menurunkan atau setidaknya menjaga angka inflasi tidak naik lagi,” ujarnya.Kudus sejauh ini masih bisa mengendalikan laju inflasinya. Di mana pada bulan Oktober 2022 kemarin, Kudus hanya mengalami inflasi sebesar 0,02 persen.”Penyumbangnya juga sama, beras dan BBM, masih dua komoditas itu, semoga ini nanti dengan kami gelar pasar murah, pasar rakyat, inflasinya bisa terjaga,” tandas Hartopo.Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha
Murianews, Kudus – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus, Jawa Tengah, berupaya menurunkan angka inflasi tahunan Kota Kretek di sisa bulan tahun 2022 ini yang telah mencapai 5,83 persen. Itu dilakukan agar tidak terjadi penambahan angka kemiskinan di Kota Kretek.
Angka inflasi Kudus diketahui sudah melebihi ambang batas inflasi yang ditetapkan pemerintah. Yakni sebesar 4 persen.
Sementara jumlah penduduk miskin di Kota Kretek di tahun kemarin mengalami peningkatan dibanding tahun 2020. Dengan jumlah persetase kenaikan sebesar 0,29 persen.
Pada tahun 2020 jumlah penduduk miskin di Kota Kretek berada di angka 64,24 ribu orang atau sekitar 7,31 persen. Sementara tahun 2021 ini, ada sebanyak 67,06 ribu orang atau sekitar 7,60 persen.
Bupati Kudus HM Hartopo juga tak memungkiri angka inflasi tersebut terbilang tinggi. Hartopo juga menyebut beberapa kali inflasi di Kudus melebihi Jawa Tengah bahkan nasional.
Oleh karena itu, di sisa tahun ini pihaknya berharap Kudus bisa kembali mengendalikan inflasi agar tidak terjadi penambahan jumlah pada kategori warga miskin di Kota Kretek.
”Memang inflasi tahunannya tinggi, tentu akan bermasalah ketika nanti tinggi terus ini nanti angka kemiskinannya juga ikut tinggi, nah ini yang tengah kami upayakan penurunannya,” ujar Hartopo, Rabu (9/11/2022).
Baca: Pemkab Kudus Segera Gunakan DID untuk Tekan Inflasi, Ini Rinciannya
Pemkab, kata Hartopo, optimis bisa melakukan hal ini. Itu dikarenakan mereka punya Dana Insentif Daerah (DID) sebesar Rp 10,4 miliar.
Dana itu, merupakan dana penghargaan dari pemerintah pusat kepada Kudus yang berhasil mengendalikan inflasi sebelum kenaikan BBM.
”Kita nanti akan buat banyak program untuk penanganan inflasi, salah satunya ya pasar murah, kami harapkan ini bisa menurunkan atau setidaknya menjaga angka inflasi tidak naik lagi,” ujarnya.
Kudus sejauh ini masih bisa mengendalikan laju inflasinya. Di mana pada bulan Oktober 2022 kemarin, Kudus hanya mengalami inflasi sebesar 0,02 persen.
”Penyumbangnya juga sama, beras dan BBM, masih dua komoditas itu, semoga ini nanti dengan kami gelar pasar murah, pasar rakyat, inflasinya bisa terjaga,” tandas Hartopo.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha