Pemerhati lingkungan sekaligus dosen Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus Hendy Hendro pun menyarankan pemerintah daerah untuk membuat terasering di kawasan tersebut. Pembuatan saluran pembuangan air juga sangat diperlukan untuk mencegah struktur tanah bergeser karena air.
”Ketika ada saluran pembuangan, air bisa terkonsentrasi ke pembuangannya di satu tempat dan tidak mengikis lereng atau tebing, mirip yang ada di tepi jalan tol itu,” ucap Hendy, Rabu (28/12/2022).
Hendy menyebutkan, struktur tanah di Rahtawu memang cukup mudah mengalami jenuh karena air hujan. Pasalnya hampir sebagiannya berupa lempung tufan.
”Kalau ingin dikepras sebaiknya memang dibuat teras atau bertingkat sehingga bisa sekalian mengurangi potensi langsung longsor ke bawah,” sambungnya.
Hendy juga mengingatkan agar Pemerintah Kabupaten Kudus untuk bisa segera melakukan mitigasi bencana. Seiring dengan mulai tingginya curah hujan di Kudus.
Selain pemerintah daerah, masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana juga sudah harus bersiap untuk menghadapi bencana yang bisa datang kapan saja.”Pemerintah harus mulai melakukan pencegahan, langkah nyata untuk penanggulangan bencana banjir dan longsor juga harus segera dilakukan,” sambungnya.Pemerintah, sambungnya, juga harus menyiapkan sumber daya yang ada untuk menghadapi bencana. Melakukan koordinasi dengan para pihak yang berhubungan dengan masalah kebencanaan juga merupakan hal yang wajib dilakukan oleh pemkab.”Memetakan wilayah bencana kemudian membuat peta jalan dalam menghadapi bencana tersebut, masyarakat di daerah rawan bencana juga harus mendapat sosialisasi yang baik terkait penanganan bencana,” ungkapnya. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha
Murianews, Kudus – Peristiwa tanah bergerak dan longsor mulai sering terjadi di Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menjelang akhir tahun ini. Tercatat, sudah ada empat titik tebing tepi jalan yang longsor akibat tanah terlalu basah karena hujan.
Pemerhati lingkungan sekaligus dosen Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus Hendy Hendro pun menyarankan pemerintah daerah untuk membuat terasering di kawasan tersebut. Pembuatan saluran pembuangan air juga sangat diperlukan untuk mencegah struktur tanah bergeser karena air.
”Ketika ada saluran pembuangan, air bisa terkonsentrasi ke pembuangannya di satu tempat dan tidak mengikis lereng atau tebing, mirip yang ada di tepi jalan tol itu,” ucap Hendy, Rabu (28/12/2022).
Hendy menyebutkan, struktur tanah di Rahtawu memang cukup mudah mengalami jenuh karena air hujan. Pasalnya hampir sebagiannya berupa lempung tufan.
”Kalau ingin dikepras sebaiknya memang dibuat teras atau bertingkat sehingga bisa sekalian mengurangi potensi langsung longsor ke bawah,” sambungnya.
Hendy juga mengingatkan agar Pemerintah Kabupaten Kudus untuk bisa segera melakukan mitigasi bencana. Seiring dengan mulai tingginya curah hujan di Kudus.
Baca: Longsor Blokir Akses Jalan Utama Rahtawu Kudus
Selain pemerintah daerah, masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana juga sudah harus bersiap untuk menghadapi bencana yang bisa datang kapan saja.
”Pemerintah harus mulai melakukan pencegahan, langkah nyata untuk penanggulangan bencana banjir dan longsor juga harus segera dilakukan,” sambungnya.
Pemerintah, sambungnya, juga harus menyiapkan sumber daya yang ada untuk menghadapi bencana. Melakukan koordinasi dengan para pihak yang berhubungan dengan masalah kebencanaan juga merupakan hal yang wajib dilakukan oleh pemkab.
”Memetakan wilayah bencana kemudian membuat peta jalan dalam menghadapi bencana tersebut, masyarakat di daerah rawan bencana juga harus mendapat sosialisasi yang baik terkait penanganan bencana,” ungkapnya.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha