Jumat, 21 November 2025


Tak cuma bagian atas atau hulu yang rawan longsor, BPBD juga mulai mengawasi tanggul-tanggul rawan jebol di bagian hilir. Mengingat sampah-sampah ranting kini mulai sering menumpuk di jembatan-jembatan.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Kudus Mundir mengungkapkan, cuaca di Kudus dalam beberapa waktu ke depan diprediksi akan ekstrem. Oleh karenanya, mitigasi bencana jadi hal yang diperlukan saat ini.

Dia mengungkapkan, untuk wilayah atas, BPBD mulai menutup titik-titik rawan longsor dengan terpal plastik. Hal ini diharapkan agar ketika suatu saat terjadi longsor, guguran tidak langsung jatuh di rumah warga atau jalan utama.

”Kemarin ada lima titik yang kami tutup terpal, di Menawan ada dua, Ternadi dua, dan Kambangan ada satu, dan beberapa titik lainnya kami pantau,” ucap Mundir, Kamis (29/12/2022).

Baca: Longsor Blokir Akses Jalan Utama Rahtawu Kudus

Sementara untuk daerah hilir, pihaknya kini menyiagakan sejumlah tim untuk memantau tanggul-tanggul rawan jebol. Utamanya di titik yang saat ini sedang bocor.

”Ada itu memang yang saat ini sudah bocor, kami saat ini kan tidak punya anggaran untuk menambal, sehingga memang saat ini kami hanya bisa melakukan pemantauan,” ungkap Mundir.BPBD, telah menyiagakan sekitan 500-an relawan untuk bersiap menghadapi bencana alam yang mungkin terjadi di akhir tahun 2022 hingga awal 2023.Jumlah tersebut, kini tersebar di sembilan kecamatan di  Kota Kretek dan siap sedia bila sewaktu-waktu terjadi bencana alam.Puncak cuaca buruk di Kabupaten Kudus, diperkirakan akan terjadi di awal tahun 2023 mendatang. Masyarakat di daerah rawan bencana pun diharapkan mulai bersiap dalam mengantisipasi ini. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler