”Utamanya yang ada di pinggir tebing, kami harapkan memang bisa mengungsi ke rumah kerabat terlebih dahulu. Biar tidak waswas bila terjadi longsor,” kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Mundir, Jumat (30/12/2022).
Masyarakat di wilayah rawan bencana, kata Mundir, sebenarnya sudah disosialisasikan bagaimana cara mengantisipasi dan menanggulangi bencana di wilayahnya. Namun diharapkan mereka juga mau mengantisipasi dini dengan cara evakuasi diri.
Penyiapan berkas-berkas penting dalam satu tas berwarna juga diimbau untuk dilakukan. Sehingga ketika terjadi bencana sewaktu-waktu, sertifikat berharga bia diselamatkan.
”Kalau bisa diletakkan di tas yang berwarna terang serta kedap air,” sambungnya.
Masyarakat di daerah hulu, juga diharapkan bisa menjaga saluran drainase. Kerja bakti untuk membersihkan sampah yang menumpuk di sungai ataupun gorong-gorong pun dianjurkan untuk dilakukan.
”Dengan begitu bisa terhindar dari banjir yang berdampak cukup besar,” ungkapnya.
Pemerintah Kabupaten Kudus, menetapkan status siaga bencana dari November 2022 hingga bulan Maret 2023 mendatang. Surat keputusan tersebut telah dikeluarkan Bupati Kudus HM Hartopo di bulan November lalu.Hal tersebut dilakukan untuk mempercepat penanganan bencana bila terjadi peristiwa kebencanaan di rentan waktu itu. Mengingat puncak cuaca buruk di Kudus diperkirakan terjadi di bulan Januari 2023. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha
Murianews, Kudus – Masyarakat di wilayah tebing rawan longsor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai diminta untuk mengungsi ke rumah kerabatnya beberapa waktu ke depan. Mengingat saat ini curah hujan di Kudus mulai tinggi dan cenderung ekstrem.
”Utamanya yang ada di pinggir tebing, kami harapkan memang bisa mengungsi ke rumah kerabat terlebih dahulu. Biar tidak waswas bila terjadi longsor,” kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Mundir, Jumat (30/12/2022).
Masyarakat di wilayah rawan bencana, kata Mundir, sebenarnya sudah disosialisasikan bagaimana cara mengantisipasi dan menanggulangi bencana di wilayahnya. Namun diharapkan mereka juga mau mengantisipasi dini dengan cara evakuasi diri.
Penyiapan berkas-berkas penting dalam satu tas berwarna juga diimbau untuk dilakukan. Sehingga ketika terjadi bencana sewaktu-waktu, sertifikat berharga bia diselamatkan.
”Kalau bisa diletakkan di tas yang berwarna terang serta kedap air,” sambungnya.
Baca: Rahtawu Kudus Rawan Longsor, Pakar Sarankan Lakukan Ini
Masyarakat di daerah hulu, juga diharapkan bisa menjaga saluran drainase. Kerja bakti untuk membersihkan sampah yang menumpuk di sungai ataupun gorong-gorong pun dianjurkan untuk dilakukan.
”Dengan begitu bisa terhindar dari banjir yang berdampak cukup besar,” ungkapnya.
Baca: Cuaca Ekstrem, Warga Kudus Diimbau Tetap di Rumah saat Malam Tahun Baru
Pemerintah Kabupaten Kudus, menetapkan status siaga bencana dari November 2022 hingga bulan Maret 2023 mendatang. Surat keputusan tersebut telah dikeluarkan Bupati Kudus HM Hartopo di bulan November lalu.
Hal tersebut dilakukan untuk mempercepat penanganan bencana bila terjadi peristiwa kebencanaan di rentan waktu itu. Mengingat puncak cuaca buruk di Kudus diperkirakan terjadi di bulan Januari 2023.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha