Rabu, 19 November 2025


Inflasi 6,40 persen sendiri merupakan angka inflasi tahunan dari Januari hingga Desember 2022. Yang mana sebelumnya mengalami fluktuasi karena perubahan kondisi pasar maupun faktor lainnya.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kudus Rahmadi Agus Santosa menyampaikan, ada sepuluh komoditas utama yang menyebabkan terjadinya inflasi di tahun 2022. Seperti bensin, beras, rokok kretek filter, bahan bakar rumah tangga, dan tahu mentah.

Selain itu ada juga komoditas telur ayam ras, mobil, nasi dengan lauk, tukang bukan mandor, dan tempe.

”Yang memiliki andil paling tinggi adalah bensin. Memang di Kudus ini tingkat penggunaan bensinnya tinggi, terutama pertalite. Akhirnya Kudus sempat jadi yang tertinggi di Pulau Jawa inflasinya pada September tahun kemarin,” kata Rahmadi dalam jumpa pers, Selasa (3/1/2023).

Walau demikian, tingkat inflasi di Kudus masih cukup rendah dibanding sejumlah daerah pembanding lainnya. Seperti Kota Surakarta yang tingkat inflasinya mencapai 7,03 persen.

Baca: Inflasi di Kudus Lebihi Ambang Batas Pemerintah

Kemudian Cilacap yang inflasinya 6,81 persen, dan Purwokerto yang inflasi tahun 2022-nya tembus 6,49 persen.
Kemudian Cilacap yang inflasinya 6,81 persen, dan Purwokerto yang inflasi tahun 2022-nya tembus 6,49 persen.”Kudus hanya di atas Kota Semarang yang inflasinya 4,99 persen dan Tegal di 6,31 persen,” ungkapnya.Kabag Perekonomian Setda Kabupaten Kudus Agung Hartono mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten Kudus yakin bisa menekan inflasi lebih baik lagi di tahun depan.Pada tahun 2022, Pemkab Kudus telah bejibaku menurunkan laju inflasi dengan sejumlah cara. Mulai dari pasar rakyat, pasar murah, hingga pemberian bantuan langsung tunai.”Di tahun depan akan kami upayakan penekanannya lebih baik lagi,” pungkasnya. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler