Kamis, 20 November 2025


Sementara kerugian akibat longsor ditaksir mencapai Rp 315 juta.

”Ini adalah kajian cepat kami pascabanjir kemarin, kurang lebihnya ada di nominal itu,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kudus Mundir, Rabu (18/1/2023).

Lebih rinci, Mundir mengungkapkan untuk total kerugian materi akibat bencana banjir sendiri paling banyak adalah di sektor pertanian.

Di mana berdasar pendataannya, ada sebanyak 8.637 hektare sawah yang terendam. Dengan total kerugiannya mencapai Rp 139,84 miliar.

Kemudian untuk kerusakan bangunan akibat bencana banjir, BPBD mencatat ada tujuh rumah yang mengalami kerusakan. Satu rumah mengalami rusak ringan dan enam lainnya mengalami rusak berat, dengan jumlah kerugian mencapai Rp 260 juta.

Baca: Puluhan Kios di Terminal Bakalan Krapyak Kudus Kosong Ditinggal Pedagang

Kemudian untuk sektor infrastruktur, banjir di Kudus merusak bangunan talud dengan total 6.710 meter persegi dan jalan sepanjang seratus meter persegi.

”Dengan total kerugiannya mencapai Rp 1,3 miliar,” sambungnya.Sementara untuk kerugian bencana tanah longsor, Mundir merincikan total kerugian terbanyak berasal dari kerusakan rumah yakni sebanyak Rp 315 juta dan kerusakan talud dengan kerugian sebesar Rp 585 ribu.”Bencana longsor terjadi di dua kecamatan, yakni di Dawe dan Gebog,” pungkasnya.Baca: Kabar Baik, Dana Cukai Kudus Bisa untuk Bangun InfrastrukturBanjir di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sendiri menggenangi 32 desa di lima kecamatan di Kabupaten Kudus. Kecamatan Jati dan Undaan jadi wilayah yang paling banyak pengungsinya. Sementara kecamatan dengan jumlah desa terdampak terbanyak ada di Kecamatan Mejobo Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar