Kamis, 20 November 2025


Unpad pun merespon tuntutan ini. Perguruan tinggi itu merasa tes ulang tersebut tidak perlu dilakukan.

”Kalau memang ada kecurangan ya mungkin silahkan saja, tapi kalau misalkan tidak terbukti ada apa-apa ya ngapain diulang. Tapi dari kami masih membahas ini,” kata Perwakilan Pusat Studi Administrasi dan Kebijakan Publik Unpad, Ramadhan Pancasilawan, Selasa (21/2/2023).

Pihaknya mengaku sangat siap bilamana ada pihak yang ingin menguji forensik hasil tes kemarin.

Ia mengklaim tidak ada pengkondisian apapun dalam hal nilai. Walau memang dia mengakui adanya perubahan dan keterlambatan skor.

”Dari kami sangat mempersilahkan pihak-pihak yang memiliki kewenangan untuk bisa melihat hasil skornya kemarin dan bagaimana server kami, karena memang tidak ada apa-apa,” ujarnya.

Unpad memang mengakui adanya delay penampilan skor hasil tes dan perubahan skor setelahnya. Namun itu disebut karena sejumlah peserta terlambat.

Baca: Unpad Buka Suara soal Carut Marut Tes Seleksi Perangkat Desa di Kudus

Sementara pada pos tes psikologi, mereka punya kriteria tersendiri di mana tiap jawaban memiliki bobot nilai yang berbeda.
Sementara pada pos tes psikologi, mereka punya kriteria tersendiri di mana tiap jawaban memiliki bobot nilai yang berbeda.Sehingga penghitungannya baru bisa dilakukan setelah semua peserta menyelesaikan tesnya.”Memang ada perubahan dan keterlambatan penayangan nilai, namun kami pastikan tidak ada pengkondisian apapun dalam hal nilai,” terangnya.Baca: Unpad Pastikan Tak Ada Kecurangan Tes Seleksi Perangkat Desa di KudusKemudian terkait skor yang melebihi kriteria passing grade, Unpad menyebut hal ini tidak berpengaruh pada hasil akhirnya. Unpad meyebut tetap menggunakan passing grade yang ditetapkan Pemkab, yakni skor 60 itu.”Sebenarnya sama saja, di surat penjelasan kami yang ada di desa juga sudah kami cantumkan bagaimana teknisnya,” sambung dia. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler