Kamis, 20 November 2025


Salah satu warga yang paling merasakan hal ini adalah Jamisriyanto. Rumahnya yang berada di RT 05 RW 04 ini hanya berjarak kurang lebih 50 meter dari kandang. Hampir setiap harinya, utamanya saat musim panen ayam, ia mengaku rumahnya bak peternakan lalat.

Seluruh aktivitasnya di rumah hampir selalu dikerumuni oleh lalat. Mulai dari makan hingga tidur di malam hari. Belum lagi dengan bau yang tidak sedap dari kotoran ayam. Hal ini pun berlangsung selama bertahun-tahun.

”Bukan lagi masuk rumah, kita makan saja dikerumuni lalat, tidur dikerumuni lalat. Padahal kami ini manusia hidup, tapi selalu dikerumuni lalat,” katanya di sela unjuk rasa warga di Balai Desa Kedungsari, Rabu (15/3/2023).

Biasanya, lalat-lalat tersebut kerap menyerbu saat musim Lebaran. Warga, lanjut dia, sebenarnya sudah memprotes keberadaan kandang tersebut sejak tahun 2017 lalu yang berujung pada kesepakatan untuk pemindahan atau penutupan kandang ayam.

Baca:Warga Kedungsari Kudus Geruduk Balai Desa, Protes Kandang Ayam Pembawa Lalat
Namun sampai sekarang, realisasinya belum dilaksanakan oleh pihak manapun. Hingga setiap kali Lebaran dan ada yang punya hajatan, banyak warga terganggu oleh lalat.”Kenyataannya sampai tahun 2023, bukannya dipindah kandang justru diperbaiki lebih baik lagi, oleh karena itu warga sangat menuntut kandang tersebut ditutup karena berada di tengah permukiman,” tegasnya.Warga sendiri mulai mengeluhkan adanya lalat sejak tahun 2015 lalu. Sedangkan kandang berdiri di tengah permukiman sebelum tahun 2010.https://youtu.be/7IFX75JbV1sEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler