Pencegahan dengan melakukan perluasan penyisiran suspek penderita TBC pun dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan. Penandatanganan komitmen tersebut, dilakukan langsung oleh Bupati Kudus HM Hartopo di @Hom Hotel Kudus, Rabu (5/4/2023).
Hartopo memberikan tugas kepada Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus untuk membentuk dan menambah tim penyisir skrining TBC di Kudus.
harus segera menambah tim untuk skrining. Biar deteksi dininya maksimal,” ucapnya usai kegiatan.
Pemkab, sambung Hartopo, juga siap untuk menggelontorkan anggaran. Di mana nanti akan diambilkan dari Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBHCHT) untuk pos kesehatan yang mencapai 40 persen.
”Sehingga nanti kerjanya juga bisa maksimal, hasilnya juga maksimal,” tuturnya.
Di Hari tuberkolosis Sedunia ini, Hartopo pun berpesan agar masyarakat di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, bisa ikut waspada terhadap penularan penyakit tersebut. Mengingat penularan penyakit tersebut bisa melalui udara layaknya Covid-19.”Penularan TBC ini kan hampir sama dengan Covid-19 yakni melalui droplet. Jadi kalau di ruang tertutup lebih aman menggunakan masker,” pungkasnya.Kepala Dinas Kesehatan Kudus Andini Aridewi mengungkapkan, selama tahun 2022, ditemukan sebanyak 2.351 kasus. Mereka, telah sembuh usai menjalani pengobatan. Sementara untuk kasus meninggal tercatat ada 64 kasus atau 2.06 persen.”Kami akan terus bekerja keras untuk melakukan penyisiran dan jika ditemukan segera dilakukan pengobatan agar jumlah kasus meninggal juga bisa ditekan menjadi 1,5 persen,” ungkapnya. Editor: Ali Muntoha
Murianews, Kudus – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus, Jawa Tengah, menyatakan kesiapannya untuk mengeliminasi penyakit tuberculosis (TBC) di Kota Kretek pada tahun 2030 mendatang.
Pencegahan dengan melakukan perluasan penyisiran suspek penderita TBC pun dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan. Penandatanganan komitmen tersebut, dilakukan langsung oleh Bupati Kudus HM Hartopo di @Hom Hotel Kudus, Rabu (5/4/2023).
Hartopo memberikan tugas kepada Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus untuk membentuk dan menambah tim penyisir skrining TBC di Kudus.
”Dinas Kesehatan dan
stakeholder harus segera menambah tim untuk skrining. Biar deteksi dininya maksimal,” ucapnya usai kegiatan.
Pemkab, sambung Hartopo, juga siap untuk menggelontorkan anggaran. Di mana nanti akan diambilkan dari Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBHCHT) untuk pos kesehatan yang mencapai 40 persen.
”Sehingga nanti kerjanya juga bisa maksimal, hasilnya juga maksimal,” tuturnya.
Baca:Jalani Puasa Ramadan, Begini Aturan Minum Obat Penderita TBC
Di Hari tuberkolosis Sedunia ini, Hartopo pun berpesan agar masyarakat di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, bisa ikut waspada terhadap penularan penyakit tersebut. Mengingat penularan penyakit tersebut bisa melalui udara layaknya Covid-19.
”Penularan TBC ini kan hampir sama dengan Covid-19 yakni melalui droplet. Jadi kalau di ruang tertutup lebih aman menggunakan masker,” pungkasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kudus Andini Aridewi mengungkapkan, selama tahun 2022, ditemukan sebanyak 2.351 kasus. Mereka, telah sembuh usai menjalani pengobatan. Sementara untuk kasus meninggal tercatat ada 64 kasus atau 2.06 persen.
”Kami akan terus bekerja keras untuk melakukan penyisiran dan jika ditemukan segera dilakukan pengobatan agar jumlah kasus meninggal juga bisa ditekan menjadi 1,5 persen,” ungkapnya.
Editor: Ali Muntoha