Ketua Komisi C DPRD Kudus Rochim Sutopo menyebut baru ada beberapa, salah satunya Djarum Foundation yang berperan aktif mengurai sampah utamanya organik. Di mana per harinya bisa mengolah 20 ton lebih sampah.
”Harapannya ini nanti juga bisa diikiuti oleh pihak swasta, sehingga persoalan sampah di Kudus bisa beres,” katanya usai melakukan pantauan lapangan di Djarum Oasis, Rabu (12/4/2023).
Dia juga mendorong penanganan sampah dengan cara mendaur ulang. Baik sampah organik maupun nonorganik, diharapkan bisa diolah kembali agar tidak hanya sekedar menumpuk saja.
”Kami mendorong agar pengelolaan sampah itu diproduksi, tidak hanya ditumpuk saja, pihak swasta bisa menggunakan CSR mereka untuk ini,” ungkapnya.
Anggota Komisi C DPRD Kudus Kholid Mawardi menambahkan, sampah adalah salah satu persoalan serius di Kudus. Meski begitu, hal ini kerap dianggap remeh oleh pemerintah daerah yang lebih fokus pada infrastruktur.”Ya meskipun diakui infrastruktur itu penting, namun kami harapkan pemerintah juga punya langkah yang pasti untuk pengelolaan sampah hingga bertahun-tahun mendatang, karena akan menjadi krusial juga,” tandasnya.Vice President Director Djarum Foundation FX Supanji mengungkapkan, pihaknya akan terus berkomitmen dalam hal penanganan sampah di Kudus. Meski begitu perlu diingat bahwa penanganan sampah bukan tanggung jawab beberapa pihak saja.”Kami siap untuk menggandeng siapapun dalam hal ini mengolahkan sampah organiknya. asalkan mereka mau memilah mana yang organik dan mana yang nonorganik. Ini nanti juga akan kembali ke alam lagi,” ungkapnya.https://youtu.be/cLUWl_Wom90Editor: Ali Muntoha
Murianews, Kudus – Komisi C DPRD Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, meminta semua pihak swasta di Kota Kretek untuk ikut memikirkan persoalan sampah di Kudus. Mereka menilai, sejauh ini baru beberapa pihak saja yang ikut dalam menangani persoalan ini, sehingga penanganannya tak maksimal.
Ketua Komisi C DPRD Kudus Rochim Sutopo menyebut baru ada beberapa, salah satunya Djarum Foundation yang berperan aktif mengurai sampah utamanya organik. Di mana per harinya bisa mengolah 20 ton lebih sampah.
”Harapannya ini nanti juga bisa diikiuti oleh pihak swasta, sehingga persoalan sampah di Kudus bisa beres,” katanya usai melakukan pantauan lapangan di Djarum Oasis, Rabu (12/4/2023).
Dia juga mendorong penanganan sampah dengan cara mendaur ulang. Baik sampah organik maupun nonorganik, diharapkan bisa diolah kembali agar tidak hanya sekedar menumpuk saja.
”Kami mendorong agar pengelolaan sampah itu diproduksi, tidak hanya ditumpuk saja, pihak swasta bisa menggunakan CSR mereka untuk ini,” ungkapnya.
Baca: PKPLH Dinilai Lamban Tangani Perluasan TPA Tanjungrejo Kudus
Anggota Komisi C DPRD Kudus Kholid Mawardi menambahkan, sampah adalah salah satu persoalan serius di Kudus. Meski begitu, hal ini kerap dianggap remeh oleh pemerintah daerah yang lebih fokus pada infrastruktur.
”Ya meskipun diakui infrastruktur itu penting, namun kami harapkan pemerintah juga punya langkah yang pasti untuk pengelolaan sampah hingga bertahun-tahun mendatang, karena akan menjadi krusial juga,” tandasnya.
Vice President Director Djarum Foundation FX Supanji mengungkapkan, pihaknya akan terus berkomitmen dalam hal penanganan sampah di Kudus. Meski begitu perlu diingat bahwa penanganan sampah bukan tanggung jawab beberapa pihak saja.
”Kami siap untuk menggandeng siapapun dalam hal ini mengolahkan sampah organiknya. asalkan mereka mau memilah mana yang organik dan mana yang nonorganik. Ini nanti juga akan kembali ke alam lagi,” ungkapnya.
https://youtu.be/cLUWl_Wom90
Editor: Ali Muntoha