Dua tebu dari kebun yang berbeda disatukan dalam tradisi tersebut. Satu tebu, berperan menjadi mempelai pria dengan nama Bagus Joyo Sentiko bin H Waris dan satu tebu lainnya menjadi pengantin putri yang diberi nama Roro Ayu Arum Pertiwi binti Sugianto.
Dua tebu pilihan itu kemudian diarak dari seberang jalan PG Rendeng Kudus, menuju mesin giling yang berada di dalam pabrik. Dengan iringan musik dan kesenian barongan, dua tebu itu diserahkan kepada pejabat pabrik dan kemudian dilemparkan ke mesin giling.
Selain dua tebu itu, turut diarak dan diletakkan ke mesin penggiling pula tebu-tebu pengiring yang berjumlah puluhan. Puluhan tebu itu mewakili ratusan ribu tebu yang digiling di PG Rendeng tahun ini.
Pada tahun ini, baik tebu pengantin pria maupun putri berasal dari perkebunan tebu Peganjaran Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Hanya, pemilik kebunnya berbeda.
Panitia Tradisi Manten Tebu, Noegroho Widi mengungkapkan, tradisi tersebut masih dilakukan untuk melestarikan tradisi budaya yang sudah ada sejak zaman dulu.Selain itu, tradisi tersebut juga dilakukan untuk meminta kelancaran pada Tuhan Yang Maha Esa atas giling tebu yang akan dimulai pada 25 Mei 2023 mendatang.”Tradisi Manten Tebu ini menjadi penutup serangkaian kegiatan yang kami lakukan untuk memulai masa giling. Semoga dengan dilakukannya tradisi ini, proses giling bisa berjalan dengan lancar,” tandasnya.https://youtu.be/hQ2d5u-tZtgEditor: Ali Muntoha
Murianews, Kudus – Tradisi Manten Tebu menjadi penanda awal dari masuknya musim giling tebu Pabrik Gula (PG) Rendeng Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Tradisi yang konon katanya sudah berlangsung sejak zaman dahulu itu dilaksanakan pada Jumat (12/5/2023) pagi tadi.
Dua tebu dari kebun yang berbeda disatukan dalam tradisi tersebut. Satu tebu, berperan menjadi mempelai pria dengan nama Bagus Joyo Sentiko bin H Waris dan satu tebu lainnya menjadi pengantin putri yang diberi nama Roro Ayu Arum Pertiwi binti Sugianto.
Dua tebu pilihan itu kemudian diarak dari seberang jalan PG Rendeng Kudus, menuju mesin giling yang berada di dalam pabrik. Dengan iringan musik dan kesenian barongan, dua tebu itu diserahkan kepada pejabat pabrik dan kemudian dilemparkan ke mesin giling.
Selain dua tebu itu, turut diarak dan diletakkan ke mesin penggiling pula tebu-tebu pengiring yang berjumlah puluhan. Puluhan tebu itu mewakili ratusan ribu tebu yang digiling di PG Rendeng tahun ini.
Baca: Pabrik Gula Tanjungmojo Kudus Pernah Dibom Jepang
Pada tahun ini, baik tebu pengantin pria maupun putri berasal dari perkebunan tebu Peganjaran Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Hanya, pemilik kebunnya berbeda.
Panitia Tradisi Manten Tebu, Noegroho Widi mengungkapkan, tradisi tersebut masih dilakukan untuk melestarikan tradisi budaya yang sudah ada sejak zaman dulu.
Selain itu, tradisi tersebut juga dilakukan untuk meminta kelancaran pada Tuhan Yang Maha Esa atas giling tebu yang akan dimulai pada 25 Mei 2023 mendatang.
”Tradisi Manten Tebu ini menjadi penutup serangkaian kegiatan yang kami lakukan untuk memulai masa giling. Semoga dengan dilakukannya tradisi ini, proses giling bisa berjalan dengan lancar,” tandasnya.
https://youtu.be/hQ2d5u-tZtg
Editor: Ali Muntoha