Harga Bawang di Jepara Mulai Turun, Impor Sudah Masuk?
Budi Santoso
Senin, 6 Mei 2019 19:57:19
Kepala Bagian Perekonomian Setda Jepara Edi Marwoto menyebutkan, kenaikan harga tersebut sebelumnya diduga karena memang stok barang yang tidak ada. Jika kemudian sudah terjadi penurunan harga, maka bisa dikatakan, ketersediaan stok sudah ada.
Mahalnya harga bawang putih pada beberapa pekan lalu, sempat menjadi bahasan pada Forum TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) Provinsi Jawa Tengah. Dalam forum tersebut terungkap kenaikan tersebut terjadi di 35 kabupaten dan kota yang ada di Jawa Tengah.
Dalam forum tersebut, semua wilayah berharap bisa dilakukan upaya untuk menurunkan harga. Dari semua persoalan yang disampaikan, akhirnya diputuskan untuk dilakukan impor bawang putih.
“Bisa saja, menurunnya harga bawang putih saat ini, adalah akibat dari datangnya impor yang direncanakan. Pemerintah sendiri rencanannya akan terus berupaya agar harga yang terjadi di pasaran bisa mencapai level normal yaitu dikisaran Rp 40 ribu per kilogramnya,” ujar Edi Marwoto.
Dari pantauan yang dilakukan oleh Tim Pemkab Jepara sendiri, untuk harga bawang putih di sejumlah pasar tradisional, harganya berkisar pada angka Rp 55 ribu sampai Rp 65 ribu setiap kilogramnya. Harga ini diharapkan masih bisa turun hingga pada harga normal sebelumnya.
Dari pantauan yang dilakukan oleh Tim Pemkab Jepara sendiri, untuk harga bawang putih di sejumlah pasar tradisional, harganya berkisar pada angka Rp 55 ribu sampai Rp 65 ribu setiap kilogramnya. Harga ini diharapkan masih bisa turun hingga pada harga normal sebelumnya.Sedangkan untuk harga komoditas lainnya, seperti daging ayam dan telur, menurut Edi Marwoto hanya karena disebabkan oleh faktor psikologis. Artinya kenaikan itu memang karena terjadi naiknya permintaan. Sedangkan untuk stoke tidak ada masalah.“Selagi kenaikannya masih pada batas wajar kami kira tidak ada masalah. Karena untuk komuditas selain bawang putih, stoke dan distribusinya tidak mengalami masalah. Jadi ya memang karena faktor permintaan yang meningkat saja,” jelas Edi Marwoto. Reporter: Budi ErjeEditor: Ali Muntoha
MURIANEWS.com, Jepara - Setelah sempat mencapai harga Rp 100 ribu/kilogram, komoditas bawang putih di sejumlah pasar di Jepara mulai mengalami penurunan. Pada Senin (6/5/2019), harga bawang putih diketahui sudah turun menjadi Rp 65 ribu/kilogram.
Kepala Bagian Perekonomian Setda Jepara Edi Marwoto menyebutkan, kenaikan harga tersebut sebelumnya diduga karena memang stok barang yang tidak ada. Jika kemudian sudah terjadi penurunan harga, maka bisa dikatakan, ketersediaan stok sudah ada.
Mahalnya harga bawang putih pada beberapa pekan lalu, sempat menjadi bahasan pada Forum TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) Provinsi Jawa Tengah. Dalam forum tersebut terungkap kenaikan tersebut terjadi di 35 kabupaten dan kota yang ada di Jawa Tengah.
Dalam forum tersebut, semua wilayah berharap bisa dilakukan upaya untuk menurunkan harga. Dari semua persoalan yang disampaikan, akhirnya diputuskan untuk dilakukan impor bawang putih.
“Bisa saja, menurunnya harga bawang putih saat ini, adalah akibat dari datangnya impor yang direncanakan. Pemerintah sendiri rencanannya akan terus berupaya agar harga yang terjadi di pasaran bisa mencapai level normal yaitu dikisaran Rp 40 ribu per kilogramnya,” ujar Edi Marwoto.
Dari pantauan yang dilakukan oleh Tim Pemkab Jepara sendiri, untuk harga bawang putih di sejumlah pasar tradisional, harganya berkisar pada angka Rp 55 ribu sampai Rp 65 ribu setiap kilogramnya. Harga ini diharapkan masih bisa turun hingga pada harga normal sebelumnya.
Sedangkan untuk harga komoditas lainnya, seperti daging ayam dan telur, menurut Edi Marwoto hanya karena disebabkan oleh faktor psikologis. Artinya kenaikan itu memang karena terjadi naiknya permintaan. Sedangkan untuk stoke tidak ada masalah.
“Selagi kenaikannya masih pada batas wajar kami kira tidak ada masalah. Karena untuk komuditas selain bawang putih, stoke dan distribusinya tidak mengalami masalah. Jadi ya memang karena faktor permintaan yang meningkat saja,” jelas Edi Marwoto.
Reporter: Budi Erje
Editor: Ali Muntoha