Rabu, 19 November 2025


Secara resmi YDBL dan Unisnu Jepara menandatangani MoU (Memory off Understanding) di Pendapa Kabupaten Jepara, bertepatan dengan pelepasan KKN Unisnu, Selasa (23/7/2019). Setelah penandatanganan, digelar juga kegiatan kuliah umum bertema Kepahlawanan Ratu Kalinyamat.

Ketua Tim Kajian Ratu Kalinyamat YDBL, Ratno Lukito menyatakan pihaknya konsen terhadap keberadaan Ratu Kalinyamat. Sejak beberapa bulan lalu, bersama-sama dengan masyarakat Jepara juga tengah memperjuangkan diberikannya gelar Pahlawan Nasonal untuk tokoh ini.

Usaha untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional bagi Ratu Kalinyamat, harus dilakukan dengan gigih.

Pihaknya berharap, bersama Unisnu dan masyarakat Jepara, permohonan ini bisa mendapatkan hasil yang diinginkan. Sehingga ketokohan Ratu Kalinyamat bisa diakui oleh seluruh bangsa ini.

“Setelah kerja sama ini ditanda-tangani, kajian-kajian akademik mengenai sang ratu, akan terus digalakan. Melalui Pusat Kajian Ratu Kalinyamat yang sudah didirikan ini, kami berharap bisa memberi sesuatu yang bermanfaat. Terutama bisa membumikan semangat dan ketokohan Ratu Kalinyamat,” ujar Ratno Lukito.

Sejarawan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Alamsyah, yang membawakan kuliah umum dalam kesempatan itu, menyatakan Ratu Kalinyamat sebagai tokoh regional merupakan putri dari penguasa kerajaan Islam pertama di Jawa, yakni Kerajaan Demak.
Sejarawan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Alamsyah, yang membawakan kuliah umum dalam kesempatan itu, menyatakan Ratu Kalinyamat sebagai tokoh regional merupakan putri dari penguasa kerajaan Islam pertama di Jawa, yakni Kerajaan Demak.Sedangkan dalam kapasitas tokoh nasional, Ratu Kalinyamat juga menjalin hubungan dengan Aceh, Johor, dan Hitu Maluku dalam melawan Portugis. Perannya juga sangat penting di beberapa bidang. Baik itu bidang politik, ekonomi, seni budaya, dan hubungan dengan pihak luar.“Untuk bidang politik, perannya bisa terlihat dalam dua kali ekspedisi militer yang dilakukannya ke Malaka, tahun 1551 dan 1574. Raja Johor pada 1550 meminta bantuan, dan Ratu Kalinyamat mengirimkan 200 armada laut, 40 kapal di antaranya langsung dari Jepara,” ujar Alamsyah.Sementara di bidang ekonomi, Ratu Kalinyamat juga mampu membentuk Jepara menjadi sebuah bandar perdagangan dan pelayaran. Ketokohannya juga berperan dalam penyiaran agama Islam. Reporter: Budi ErjeEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler