Harga Kerbau Kurban di Sentra Guwosobokerto Jepara Mulai Rp 17 Jutaan
Budi Santoso
Kamis, 25 Juli 2019 15:53:11
Menurut Baroji, salah seorang peternak di Guwosobokerto, sebenarnya pembeli kerbau untuk kebutuhan Idul Adha sudah ada sejak Mei 2019 lalu. Mendekati Idul Adha biasanya pembeli akan semakin ramai. Mereka datang ke kandang-kandang kerbau milik peternak yang berada di pinggir Kali Bum.
Mereka bisa langsung memilih dan bertransaksi dengan para pemilik kerbau. Bulan Juli ini, aktivitas jual beli ternak kerbau semakin meningkat. Idul Adha yang akan jatuh pada 10 Agustus 2019, membuat permintaan ternak kerbau langsung meningkat.
Saat ini, harga untuk satu ekor kerbau berkisar antara Rp 17 juta sampai Rp 25 juta. Harga tersebut tergantung pada ukuran dari kerbau yang akan dibeli. Bahkan ada yang harganya bisa mencapai Rp 50 juta, karena ukurannya yang besar.
“Sebulan terakhir saya sudah kelarisan 5 ekor kerbau. Bulan-bulan Juli ini memang puncak ramainya pembeli karena menjelang Idul Adha,” ujar Baroji, Kamis (25/7/2019).
Mendekati Idul Adha biasanya akan ada 45 sampai 50 ekor kerbau yang terjual. Pembeli yang datang ke Guwosobokerto, biasanya berasal dari Demak, Kudus dan Jepara sendiri.
Mereka mencari kerbau yang akan digunakan sebagai hewan ternak, bagi pribadi atau lembaga.
Baca: Ada Hotel Khusus Kebo di Welahan Jepara, Ini KeistimewaanyaPeternak lain, Mursalin menyebutkan, para pembeli yang sudah membayar jauh-jauh hari sebelum Idul Adha, biasanya menitipkan ternaknya di kandang milik peternak. Meski sudah dibayar, mereka mempercayakan ternak mereka untuk diurus sampai Idul Adha tiba.Untuk perawatan dan pemeliharaan sampai diambil, para pembeli juga harus memberi tambahan biaya. Biasanya hal itu sudah menjadi kesepakatan dalam transaksi jual beli yang terjadi.“Ya ada biaya tambahan kalau dititipkan di sini. Untuk pakan dan pemeliharaannya kan butuh biaya. Jadi sudah ada kesepakatan biasanya, untuk soal ini,” ujar Mursalin. Reporter: Budi ErjeEditor: Ali Muntoha
MURIANEWS, Jepara - Para peternak kerbau di Guwosobokerto, Kecamatan Welahan, Jepara, mulai sibuk melayani pembeli. Menjelang Idul Adha, kawasan sentra ternak kerbau di Jepara ini memang menjadi salah satu alternatif untuk mendapatkan hewan kurban.
Menurut Baroji, salah seorang peternak di Guwosobokerto, sebenarnya pembeli kerbau untuk kebutuhan Idul Adha sudah ada sejak Mei 2019 lalu. Mendekati Idul Adha biasanya pembeli akan semakin ramai. Mereka datang ke kandang-kandang kerbau milik peternak yang berada di pinggir Kali Bum.
Mereka bisa langsung memilih dan bertransaksi dengan para pemilik kerbau. Bulan Juli ini, aktivitas jual beli ternak kerbau semakin meningkat. Idul Adha yang akan jatuh pada 10 Agustus 2019, membuat permintaan ternak kerbau langsung meningkat.
Saat ini, harga untuk satu ekor kerbau berkisar antara Rp 17 juta sampai Rp 25 juta. Harga tersebut tergantung pada ukuran dari kerbau yang akan dibeli. Bahkan ada yang harganya bisa mencapai Rp 50 juta, karena ukurannya yang besar.
“Sebulan terakhir saya sudah kelarisan 5 ekor kerbau. Bulan-bulan Juli ini memang puncak ramainya pembeli karena menjelang Idul Adha,” ujar Baroji, Kamis (25/7/2019).
Mendekati Idul Adha biasanya akan ada 45 sampai 50 ekor kerbau yang terjual. Pembeli yang datang ke Guwosobokerto, biasanya berasal dari Demak, Kudus dan Jepara sendiri.
Mereka mencari kerbau yang akan digunakan sebagai hewan ternak, bagi pribadi atau lembaga.
Baca: Ada Hotel Khusus Kebo di Welahan Jepara, Ini Keistimewaanya
Peternak lain, Mursalin menyebutkan, para pembeli yang sudah membayar jauh-jauh hari sebelum Idul Adha, biasanya menitipkan ternaknya di kandang milik peternak. Meski sudah dibayar, mereka mempercayakan ternak mereka untuk diurus sampai Idul Adha tiba.
Untuk perawatan dan pemeliharaan sampai diambil, para pembeli juga harus memberi tambahan biaya. Biasanya hal itu sudah menjadi kesepakatan dalam transaksi jual beli yang terjadi.
“Ya ada biaya tambahan kalau dititipkan di sini. Untuk pakan dan pemeliharaannya kan butuh biaya. Jadi sudah ada kesepakatan biasanya, untuk soal ini,” ujar Mursalin.
Reporter: Budi Erje
Editor: Ali Muntoha