Rabu, 19 November 2025


Tradisi sedekah bumi khas di Desa Tulakan itu diarak keliling kota Wonogiri bersama rombongan kesenian dari kabupaten/kota lain di Jateng pada Minggu (25/8/2019). Kegiatan ini merupakan rangkaian dari perayaan HUT Provinsi Jawa Tengah.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Zamroni Lestiaza mengatakan, kontingen duta seni Kabupaten Jepara kali ini mengusung tradisi Jembul Tulakan. Jembul Tulakan ini, juga berkaitan kisah Ratu Kalinyamat saat melawan Arya Penangsang, yang hingga saat ini terus dilestarikan oleh masyarakat Tulakan.

"Dipilih karena ini kan pestanya rakyat. Jembul Tulakan merupakan smbol tradisi sedekah bumi warga Desa Tulakan, yang dibawa ke even hari jadi Jateng," kata Zamroni Liztiaza, Senin (26/8/2019).

[caption id="attachment_171414" align="aligncenter" width="1280"] Duta Seni Kabupaten Jepara menampilkan tradidi Jembul Tulakan dalam Parade Pesta Rakyat Jawa Tengah, yang digelar di Wonogiri. (MURIANEWS.com/Istimewa)[/caption]

Tampil di Wonogiri, bisa dikatakan untuk memperkenalkan kepada masyarakat Jateng bahwa Jepara punya tradisi unik. Jika biasanya sedekah bumi desa yang diarak adalah hasil bumi, namun untuk Jembul yang diarak berupa iratan-iratan bambu yang disusun seperti gunungan besar yang menarik.

Jembul Tulakan menurut cerita warga setempat, diyakini bisa menjadi tolak bala. Sekaligus membantu mereka agar mendapatkan hasil pertanian yang melimpah. Sebanyak 80 duta seni Jepara menampilkan tradisi Jembul Tulakan, ini di jalanan kota Wonogiri.

Terpisah, Sutradara Pementasan Jembul Tulakan, Rhobi Sani mengatakan, ada 30 penari wanita dan sisanya adalah penari laki-laki. Para penari laki-laki berperan sebagai pengarak Jembul dan menjadi pemain musik gamelan.
Terpisah, Sutradara Pementasan Jembul Tulakan, Rhobi Sani mengatakan, ada 30 penari wanita dan sisanya adalah penari laki-laki. Para penari laki-laki berperan sebagai pengarak Jembul dan menjadi pemain musik gamelan.Baca: Tak Perlu Beli, Disiapkan Galon Air Gratis di Pesta Rakyat Jateng WonogiriPersiapan sebelum tampil di Wonogiri sudah dilakukan sekitar dua bulan. Mulai dari penyiapan materi, hingga pemilihan personel yang akan tampil. Para penari diseleksi dari berbagai sekolah di Kota Jepara, Kecamatan Mlonggo, Bangsri, Donorojo, Tahunan dan Kedung.“Kami harus tampil full power dalam parade ini. Sebab kami harus berjalan kaki sekitar 2 kilometer sebelum finish di Lapangan Giri Krida Bakti. Sepanjang perjalanan dari garis start mereka menari dan melakukan display. Alhamdulilah tidak ada persoalan,” ujarnya.Penampilan duta seni Jepara, dengan tiga Jembul raksasa, dikabarkan  cukup menyita perhatian masyarakat Wonogiri. Sepanjang jalan ribuan penonton memberikan sambutan yang meriah bagi kontingen Jepara. Reporter: Budi ErjeEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler