Festival Teater Digelar DKD Jepara, 10 Kelompok Ambil Bagian
Budi Santoso
Minggu, 13 Oktober 2019 15:59:50
MURIANEWS.com, Jepara - Festival teater se-Kabupaten Jepara kembali digelar oleh Dewan Kesenian Daerah (DKD) Jepara. Kegiatan ini digelar pada Sabtu (12/10/2019), dan berakhir dengan pementasan dari Kelompok Teater Keset Kudus, pada Minggu (13/10/2019).
Sekretaris DKD Jepara Rhobi Shani, menyatakan untuk tahun ini format penyelenggaraannya berbeda dibandingkan pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2018 pihaknya melakukan seleksi, maka pada pelaksanaan tahun ini tidak didahului seleksi di tingkat wilayah.
Pada penyelenggaraan tahun ini ada 10 kelompok teater yang akhirnya ambil bagian. Festival tahun ini merupakan yang ke-empat dilaksanakan oleh DKD Jepara.
”Tanpa dilakukan seleksi di wilayah, bukan berarti ada penurunan kualitas. Dunia teater di Jepara tampaknya mulai menggeliat di masing-masing wilayah. Kelompok teater dari Nalumsari sampai Kembang ikut serta kali ini,” ujar Rhobi Sani di Gedung Kesenian Jepara, Minggu (13/10/2019).
Tim juri yang terdiri dari pelaku seni teater di Semarang dan Kudus didaulat memilih aktor terbaik, aktris terbaik, sutradara terbaik, dan artistik terbaik. Selain itu tentu saja mereka memilih kelompok yang menjadi penampil terbaik.
Para peserta dalam festival ini juga mampu membawakan tema yang beragam. Hebatnya mereka mampu mengangkat beberapa isu sosial dalam pementasan mereka.
Isu tentang perang saudara, perdagangan anak, hingga hubungan asmara sesama jenis, ditampilkan peserta.
Isu tentang perang saudara, perdagangan anak, hingga hubungan asmara sesama jenis, ditampilkan peserta.“Tontonan seperti ini tentu mengandung misi untuk memberi tuntunan. Jadi meski dibawakan dalam konteks sederhana, dari penampilan peserta cukup bagus dan mampu menunjukan warna masing-masing,” tambah Rhobi Sani.Sementara itu, Ketua Panitia Eko Bowo, menyatakan para peserta sebenarnya diberi kelonggaran dalam menggarap naskah yang ditampilkan. Tidak ada batasan. Mereka diberi waktu 30 menit sampai 45 menit.“Jadi kami memang membebaskan para peserta dalam penggarapan karyanya. Tidak harus realis, tapi sesuka yang mereka inginkan. Tapi memang untuk durasi pentas kami tetap batas,” terangnya. Reporter: Budi ErjeEditor: Ali Muntoha
MURIANEWS.com, Jepara - Festival teater se-Kabupaten Jepara kembali digelar oleh Dewan Kesenian Daerah (DKD) Jepara. Kegiatan ini digelar pada Sabtu (12/10/2019), dan berakhir dengan pementasan dari Kelompok Teater Keset Kudus, pada Minggu (13/10/2019).
Sekretaris DKD Jepara Rhobi Shani, menyatakan untuk tahun ini format penyelenggaraannya berbeda dibandingkan pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2018 pihaknya melakukan seleksi, maka pada pelaksanaan tahun ini tidak didahului seleksi di tingkat wilayah.
Pada penyelenggaraan tahun ini ada 10 kelompok teater yang akhirnya ambil bagian. Festival tahun ini merupakan yang ke-empat dilaksanakan oleh DKD Jepara.
”Tanpa dilakukan seleksi di wilayah, bukan berarti ada penurunan kualitas. Dunia teater di Jepara tampaknya mulai menggeliat di masing-masing wilayah. Kelompok teater dari Nalumsari sampai Kembang ikut serta kali ini,” ujar Rhobi Sani di Gedung Kesenian Jepara, Minggu (13/10/2019).
Tim juri yang terdiri dari pelaku seni teater di Semarang dan Kudus didaulat memilih aktor terbaik, aktris terbaik, sutradara terbaik, dan artistik terbaik. Selain itu tentu saja mereka memilih kelompok yang menjadi penampil terbaik.
Para peserta dalam festival ini juga mampu membawakan tema yang beragam. Hebatnya mereka mampu mengangkat beberapa isu sosial dalam pementasan mereka.
Isu tentang perang saudara, perdagangan anak, hingga hubungan asmara sesama jenis, ditampilkan peserta.
“Tontonan seperti ini tentu mengandung misi untuk memberi tuntunan. Jadi meski dibawakan dalam konteks sederhana, dari penampilan peserta cukup bagus dan mampu menunjukan warna masing-masing,” tambah Rhobi Sani.
Sementara itu, Ketua Panitia Eko Bowo, menyatakan para peserta sebenarnya diberi kelonggaran dalam menggarap naskah yang ditampilkan. Tidak ada batasan. Mereka diberi waktu 30 menit sampai 45 menit.
“Jadi kami memang membebaskan para peserta dalam penggarapan karyanya. Tidak harus realis, tapi sesuka yang mereka inginkan. Tapi memang untuk durasi pentas kami tetap batas,” terangnya.
Reporter: Budi Erje
Editor: Ali Muntoha