Rabu, 19 November 2025


Kabid Penanggulangan dan Pengendalian (P2P) DKK (Dinas Kesehatan Kabupaten) Jepara dr Fachrudin menyatakan, di Kabupaten Jepara juga ada kelompok masyarakat LSL ini. Jumlahnya menurut dia cukup banyak, dan mereka memiliki komunitas sendiri. Jumlah mereka saat ini sudah berkembang.

Jenis hubungan seksual yang berlaku di kelompok ini menimbulkan kerentanan menularnya virus HIV/AIDS.

Ia menyebut, ada beberapa kriteria individu yang masuk kelompok ini. Ada yang memang disebabkan karena gen-nya, dan sejak lahir memiliki penyimpangan ini.

“Jadi ada persepsi mengenai seksualitas berbeda di kalangan ini. Jika gen-nya memang LSL, maka presepsi dan orientasinya tentang seksualitas memang seperti itu sejak lahir. Tapi ada juga yang bukan karena gen, namun karena faktor lain hingga akhirnya mengubah persepsi dan orientasi seksualitas seseorang,” ujar dr Fachrudin, Selasa (19/11/2019).

Faktor ekonomi, biasanya bisa menjadi salah satu faktor berubahnya seseorang masuk dalam kelompok LSL ini. Tidak dipungkiri kelompok LSL ini ada yang memiliki kemampuan ekonomi mapan. Mereka kemudian mencoba mengajak individu lain untuk masuk dengan imbalan materi.

Kemudian ada faktor lain, biasanya berkaitan dengan psikologi. Seseorang yang sering gagal dalam hubungan dengan wanita, akhirnya putus asa. Ditambah dengan faktor ekonomi, akhirnya seseorang berubah persepsi dan orientasi seksualnya. Kemudian masuk dalam kelompok LSL ini.

Sementara itu, Kusri Muryati salah seorang konselor HIV/AIDS yang dekat dengan kelompok LSL, menyatakan diakui atau tidak kelompok LSL memang ada di Jepara. Keberadaannya tetap juga harus mendapatkan perhatian, karena mereka juga bagian dari masyarakat Jepara.Pihaknya dalam hal ini hanya bisa memberikan arahan-arahan terkait dengan masalah kesehatan dalam hubungan di kelompok mereka.Titik beratnya memang hanya pada sisi kesehatan. Yakni bagaimana mereka sebaiknya bersikap waspada terhadap penyakit khususnya HIV/AIDS, itulah yang menjadi bagian utama dalam konseling yang disampaikannya.“Mereka ada, dan nyata menjadi bagian dari masyarakat. Untuk masalah HIV/AIDS, mereka adalah kelompok rentan tertular. Jadi kami berusaha sedapat mungkin untuk bisa memberikan pengarahan agar mereka terhindar,” ujar Kusri Muryati, Selasa (19/11/2019). Reporter: Budi ErjeEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler