Perbaiki Lahan Kritis, DLH Jepara Bagikan 388 Ribu Bibit Tanaman Keras
Budi Santoso
Senin, 25 November 2019 17:37:41
Kepala DLH Jepara Farika Elida menyatakan, sebagian besar bibit yang disalurkan ke masyarakat memang merupakan bibit tanaman keras. Di antaranya adalah bibit sengon, jati, trembesi, elo dan mahoni.
Tanaman keras yang disalurkan mencapai 70 persen jumlahnya dari total 338 ribu bibit tanaman yang ada. Sedangkan sisanya berupa bibit tanaman buah seperti alpokat, durian, nangka, pete dan matoa. Tahun ini untuk buah-buahan memang baru dilakukan penyediaan.
“Bibit tanaman keras memang lebih banyak jumlahnya lantaran kami lebih fokus untuk program konservasi. Tanaman keras dibutuhkan untuk menghijaukan kembali lahan lahan kritis yang ada di wilayah Kabupaten Jepara,” ujar Farka Elida, Senin (25/11/2019).
Wilayah di sekitar lereng Gunung Muria, seperti Batealit, Bangsri, Keling, Mayong dan Kembang memiliki kawasan-kawasan kahan kritis. Wilayah-wilayah inilah yang akan mendapatkan perhatian untuk bisa dipulihkan melalui program konservasi.
Di kawasan yang mengalami krisis air, juga mendapatkan perhatian. Tanaman yang berpotensi bisa menyimpan cadangan air seperti trembesi dan elo, cocok jika ditanam di wilayah DAS (Daerah Aliran Sungai).
Sementara itu, Kepala Seksi Pengendalian Kerusakan dan Pengembangan Kapasitas Pemulihan di DLH Jepara, Duddy Ika Kurniawan, menyebut perbaikan lahan kritis tidak hanya mengarah ke daerah lereng gunung saja. Wilayah pesisir pantai yang juga mengalami ancaman lahan kritis juga mendapatkan perhatian.Ada beberapa wilayah pesisir pantai yang menghadapi ancaman abrasi laut. Sedikitnya ada empat titik yang saat ini sudah menjadi perhatian serius untuk bisa dipulihkan. Wilayah tersebut meliputi Ujungwatu, Mororejo, Bulak, dan Tanggul Tlare.“Daerah-daerah itu menghadapi ancaman besar abrasi laut. Tahun depan akan jadi prioritas. Tanaman yang akan disiapkan untuk wilayah pantai adalah mangrove, cemara, dan ketapang. Saat ini bibit-bibit tanaman tersebut sudah ada namun jumlahnya masih sedikit,” jelasnya. Reporter: Budi ErjeEditor: Ali Muntoha
MURIANEWS.com, Jepara - Program konservasi lahan kritis dilakukan Pemkab Jepara melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jepara. Sepanjang tahun 2019 ini, sebanyak 388 ribu bibit tanaman keras dibagikan kepada masyarakat.
Kepala DLH Jepara Farika Elida menyatakan, sebagian besar bibit yang disalurkan ke masyarakat memang merupakan bibit tanaman keras. Di antaranya adalah bibit sengon, jati, trembesi, elo dan mahoni.
Tanaman keras yang disalurkan mencapai 70 persen jumlahnya dari total 338 ribu bibit tanaman yang ada. Sedangkan sisanya berupa bibit tanaman buah seperti alpokat, durian, nangka, pete dan matoa. Tahun ini untuk buah-buahan memang baru dilakukan penyediaan.
“Bibit tanaman keras memang lebih banyak jumlahnya lantaran kami lebih fokus untuk program konservasi. Tanaman keras dibutuhkan untuk menghijaukan kembali lahan lahan kritis yang ada di wilayah Kabupaten Jepara,” ujar Farka Elida, Senin (25/11/2019).
Wilayah di sekitar lereng Gunung Muria, seperti Batealit, Bangsri, Keling, Mayong dan Kembang memiliki kawasan-kawasan kahan kritis. Wilayah-wilayah inilah yang akan mendapatkan perhatian untuk bisa dipulihkan melalui program konservasi.
Di kawasan yang mengalami krisis air, juga mendapatkan perhatian. Tanaman yang berpotensi bisa menyimpan cadangan air seperti trembesi dan elo, cocok jika ditanam di wilayah DAS (Daerah Aliran Sungai).
Sementara itu, Kepala Seksi Pengendalian Kerusakan dan Pengembangan Kapasitas Pemulihan di DLH Jepara, Duddy Ika Kurniawan, menyebut perbaikan lahan kritis tidak hanya mengarah ke daerah lereng gunung saja. Wilayah pesisir pantai yang juga mengalami ancaman lahan kritis juga mendapatkan perhatian.
Ada beberapa wilayah pesisir pantai yang menghadapi ancaman abrasi laut. Sedikitnya ada empat titik yang saat ini sudah menjadi perhatian serius untuk bisa dipulihkan. Wilayah tersebut meliputi Ujungwatu, Mororejo, Bulak, dan Tanggul Tlare.
“Daerah-daerah itu menghadapi ancaman besar abrasi laut. Tahun depan akan jadi prioritas. Tanaman yang akan disiapkan untuk wilayah pantai adalah mangrove, cemara, dan ketapang. Saat ini bibit-bibit tanaman tersebut sudah ada namun jumlahnya masih sedikit,” jelasnya.
Reporter: Budi Erje
Editor: Ali Muntoha