Pekerja di Jepara Waswas Ada Tenaga Kerja Kembali ke Kota Ukir usai Mudik dari China
Budi Santoso
Jumat, 31 Januari 2020 18:04:01
Pengawas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Tengah untuk wilayah Pati Muktiati mengakui, keresahan ini memang mulai terjadi. Beberapa keluhan yang bernada resah sudah beberapa diterima pihaknya dari sejumlah pekerja di Jepara.
Para pekerja yang bekerja di perusahaan yang kebetulan juga mempekerjakan tenaga asing asal China menyampaikan keresahan. Hal ini berkait dengan kabar bahwa dalam waktu dekat, para pekerja yang sempat pulang ke China, akan kembali lagi ke Jepara.
Karena itu informasi ini juga perlu mendapatkan perhatian dari Pemkab Jepara. Sehingga ada langkah antisipasi yang bisa memberi rasa nyaman bagi para pekerja lokal. Pihaknya mengusulkan agar ada pengecekan dan pemantauan dari pihak terkait.
“Saya sudah menerima beberapa laporan bernada keresahan. Sebaiknya memang disiapkan langkah-langkah antisipasinya. Dalam hal ini harus diberlakukan tindakan yang sangat hati-hati dan kewaspadaan tinggi,” ujar Muktiati, Jumat (31/1/2020), dalam Rakor Lintas Sektoral yang digelar Pemkab Jepara untuk mengantisipasi wabah Corona.
Sementara itu, Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Pati yang juga hadir dalam Rakor, Hasanin mengatakan, pemerintah sudah menerapkan kebijakan soal proses keluar masuknya WNA ke Indonesia. Berbagai mekanisme yang dilakukan di Bandara diharapkan bisa mendeteksi dini orang-orang yang terjangkit Corona. Sehingga saat masuk ke Indonesia lewat bandara dan pintu masuk lainnya bisa terdetksi.
“Kami kira pemerintah sudah serius mengenai hal ini. Di Jepara saat ini ada 39 orang pekerja asal China yang masih berada di Jepara. Sedangkan 43 orang lainnya tengah pulang ke China dan belum kembali lagi ke Jepara. Kami tentu akan meningkatkan pengawasan terhadap mereka,” tegas Hasanin, Jumat (31/1/2020) di Jepara.
“Kami kira pemerintah sudah serius mengenai hal ini. Di Jepara saat ini ada 39 orang pekerja asal China yang masih berada di Jepara. Sedangkan 43 orang lainnya tengah pulang ke China dan belum kembali lagi ke Jepara. Kami tentu akan meningkatkan pengawasan terhadap mereka,” tegas Hasanin, Jumat (31/1/2020) di Jepara.Sedangkan Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P3) di DKK (Dinas Kesehatan Kabupaten) Jepara, dr. Fahrudin tetap meminta ada SOP yang disiapkan untuk mengantisipasi masalah ini. Kewaspadaan tinggi tetap harus dilakukan dalam hal ini.Memang telah dilakukan pengetatan pengawasan, penerapan tehnologi penjejang suhu badan di bandara. Namun hal itu tidak seratus persen menjamin kemungkinan masuknya virus ini ke Indonesia. Apalagi wilayah seperti Jepara, yang memiliki warga ekspatriat di wilayahnya.“Bisa saja terjadi, seseorang saat melewati pengecekan di Bandara bisa lolos. Namun setelah tiba di Jepara kemudian gejala penyakit itu muncul. Ini bisa terjadi, karena masa incubasi virus ini antara 2 hari sampai 14 hari. Jadi saya kira kewaspadaan tetap harus ada di Jepara,” ujar dr Fahruddin. Reporter: Budi ErjeEditor: Supriyadi
MURIANEWS, Jepara - Mewabahnya virus corona di China, mulai memberi dampak bagi pekerja lokal di sejumlah perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) di Jepara. Keresahan mulai disampaikan para tenaga kerja lokal, yang kebetulan juga bekerja bersama tenaga kerja asing asal China.
Pengawas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Tengah untuk wilayah Pati Muktiati mengakui, keresahan ini memang mulai terjadi. Beberapa keluhan yang bernada resah sudah beberapa diterima pihaknya dari sejumlah pekerja di Jepara.
Para pekerja yang bekerja di perusahaan yang kebetulan juga mempekerjakan tenaga asing asal China menyampaikan keresahan. Hal ini berkait dengan kabar bahwa dalam waktu dekat, para pekerja yang sempat pulang ke China, akan kembali lagi ke Jepara.
Karena itu informasi ini juga perlu mendapatkan perhatian dari Pemkab Jepara. Sehingga ada langkah antisipasi yang bisa memberi rasa nyaman bagi para pekerja lokal. Pihaknya mengusulkan agar ada pengecekan dan pemantauan dari pihak terkait.
“Saya sudah menerima beberapa laporan bernada keresahan. Sebaiknya memang disiapkan langkah-langkah antisipasinya. Dalam hal ini harus diberlakukan tindakan yang sangat hati-hati dan kewaspadaan tinggi,” ujar Muktiati, Jumat (31/1/2020), dalam Rakor Lintas Sektoral yang digelar Pemkab Jepara untuk mengantisipasi wabah Corona.
Sementara itu, Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Pati yang juga hadir dalam Rakor, Hasanin mengatakan, pemerintah sudah menerapkan kebijakan soal proses keluar masuknya WNA ke Indonesia. Berbagai mekanisme yang dilakukan di Bandara diharapkan bisa mendeteksi dini orang-orang yang terjangkit Corona. Sehingga saat masuk ke Indonesia lewat bandara dan pintu masuk lainnya bisa terdetksi.
“Kami kira pemerintah sudah serius mengenai hal ini. Di Jepara saat ini ada 39 orang pekerja asal China yang masih berada di Jepara. Sedangkan 43 orang lainnya tengah pulang ke China dan belum kembali lagi ke Jepara. Kami tentu akan meningkatkan pengawasan terhadap mereka,” tegas Hasanin, Jumat (31/1/2020) di Jepara.
Sedangkan Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P3) di DKK (Dinas Kesehatan Kabupaten) Jepara, dr. Fahrudin tetap meminta ada SOP yang disiapkan untuk mengantisipasi masalah ini. Kewaspadaan tinggi tetap harus dilakukan dalam hal ini.
Memang telah dilakukan pengetatan pengawasan, penerapan tehnologi penjejang suhu badan di bandara. Namun hal itu tidak seratus persen menjamin kemungkinan masuknya virus ini ke Indonesia. Apalagi wilayah seperti Jepara, yang memiliki warga ekspatriat di wilayahnya.
“Bisa saja terjadi, seseorang saat melewati pengecekan di Bandara bisa lolos. Namun setelah tiba di Jepara kemudian gejala penyakit itu muncul. Ini bisa terjadi, karena masa incubasi virus ini antara 2 hari sampai 14 hari. Jadi saya kira kewaspadaan tetap harus ada di Jepara,” ujar dr Fahruddin.
Reporter: Budi Erje
Editor: Supriyadi