Jumat, 1 Desember 2023

Terlantar Dua Jam, Nenek di Jepara Meninggal di Parkiran RSUD Kartini

Budi Santoso
Selasa, 17 Maret 2020 18:34:37
Keluarga Mbah Lukita saat menunggui almarhum di ambulans yang diparkir di areal parkir RSUD Kartini. (MURIANEWS/Istimewa)
MURIANEWS, Jepara - Masyarakat Jepara digegerkan dengan kejadian meninggalnya Mbah Lukita (70), warga Mambak, Pakis Aji, Jepara. Nenek renta ini, meninggal dunia di Areal Parkir RSUD Kartini Jepara karena diduga terlantar hingga dua jam saat hendak masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit, Senin (16/3/2020).

Menurut Abdul Rosyid, salah seorang Perangkat Desa Mambak, kejadian ini berawal saat Mbah Lukita diketahui memburuk kesehatannya. Dengan menggunakan mobil ambulans desa, akhirnya bersama keluarga, ia dibawa ke Puskesmas. Karena kondisinya memburuk, Puskesmas pun merujuk pasien ini ke RSUD Kartini Jepara.

Sekitar pukul 13.00 WIB, akhirnya mereka tiba di RSUD Kartini Jepara. Saat tiba di UGD RSUD Kartini, pihaknya sempat meminta kereta dorong ke salah satu petugas. Namun karea alasan sudah habis, petugas tidak memberikan fasilitas ini.

“Karena tidak ada kereta dorong, akhirnya pasien tetap berada di dalam mobil ambulans Desa Mambak yang diparkir di tempat parkir rumah sakit. Kondisinya semakin memburuk dan akhirnya meninggal saat menunggu antrean untuk ditangani,” ujar Abdul Rosyid, Selasa (17/3/2020).

Sebelumnya, pihak keluarga sudah menyampaikan perihal kondisi kesehatan pasien yang sudah semakin memburuk. Seorang petugas sempat mengecek, namun kemudian masuk kembali tanpa memberikan penjelasan apapun. Saat itu petugas hanya mendata memberikan antrean nomor 19 untuk pasien.

Sekitar dua jam menunggu di parkiran, tidak ada penanganan yang diberikan. Sampai akhirnya saat usai Azan Asar berkumandang, jiwa pasien tidak tertolong lagi. Pihak keluarga sempat marah atas kejadian ini, sebelum akhirnya membawa pulah jenazah ke rumah duka.

Baca Juga:

Sementara itu Direktur RSUD Kartini Jepara dr Dwi Susilowati menyampaikan permintaan maaf atas kejadian ini. Pihaknya dalam hal ini memang terkendala dengan situasi dan kondisi yang terjadi di unit gawat darurat.

Menurut dr Dwi Susilowati, pasien atas nama Lukita sudah sempat diperiksa oleh petugasnya. Kemudian pasien diedukasi untuk rawat inap. Namun pada saat itu itu jumlah pasien di IGD sudah mencapai 25 orang. Jumlah tersebut sudah melebihi  kapasitas yang tersedia.

IGD RSUD Kartini Jepara normalnya memiliki  kapasitas 13 stretcher (bed IGD). Sedangkan pada saat kejadian sudah ada  12 bed ekstra yang juga sudah terisi pasien. Selain itu kondisi 25 pasien di IGD beberapa orang di antaranya membutuhkan pengawasan ketat karena mengalami dengue shock syndrome, bronkiektasis dengan impending gagal napas, gagal jantung, shock hypovolemic, dan kejang.

“Oleh karena itu oleh petugas kami yang memeriksa di mobil, menyarankan untuk dicarikan penanganan ke rumah sakit lain. Namun salah satu pihak dari keluarga pasien tetap menghendaki opname di RSUD RA Kartini dan mau menunggu. Kemudian setelah pemeriksaan tanda vital sopir ambulans desa diminta mencari posisi parkir di sekitar IGD. Pasien tersebut masuk antrean nomor 19,” ujar dr. Dwi Susilowati, Selasa (16/3/2020).

Kemudian pada pukul 14.45 WIB petugasnya memanggil pasien yang belum bisa masuk IGD dan dilakukan pemeriksaan kegawatan terhadap pasien yang masih menunggu. Namun keluarga pasien tidak ada yang mendatangi IGD  untuk merespon panggilan petugas.

Lalu pada pukul 15.10 WIB, salah satu keluarga pasien melapor jika pasien mengalami sesak nafas. Perawat pengamatpun mendatangi mobil ambulans desa, lalu perawat meminta satpam untuk memanggil dokter. Pasien juga diminta untuk dibawa mendekat ke IGD, namun sopir ambulans saat itu tidak ada di tempat.

“Sekitar 10 menit, sopir ambulan baru muncul. Saat dibawa ke IGD dan dilakukan penanganan, kondisinya sudah tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pada 15.30 WIB. Demikian kronologinya semoga tidak menjadi kesimpang siuran informasi di masyarakat,” tegas dr Dwi Susilowati.

 

Reporter: Budi Erje
Editor: Supriyadi

Komentar