Hasil Tracing Covid-19 Jepara, Dua Ribu Orang Kontak dengan Pasien Positif
Budi Santoso
Selasa, 23 Juni 2020 20:57:49
MURIANEWS, Jepara - Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 harus bekerja keras dan cepat menyusul perkembangan yang terjadi di Jepara.
Dari rentetan kasus positif Covid-19 yang muncul, GTPP Covid-19 Jepara harus menyelesaikan proses
tracing terhadap orang-orang yang diduga berpotensi tertular.
Juru Bicara GTPP Covid-19 Jepara, dr M Fakrudin menyebutkan, sedikitnya ada dua orang yang masuk dalam kelompok kontak erat dari penderita. Jumlah itu merupakan turunan dari 100-an pasien positif Covid-19 yang sudah terkonfirmasi hingga saat ini.
Tentu saja hal ini memerlukan sebuah kerja keras dan dedikasi tinggi dari para petugas kesehatan yang ada.
GTPP Covid-19 Jepara sendiri berencana akan menangani 2000-an orang yang masuk dalam daftar tracing ini dengan melakukan pemeriksaan
Rapid Diangnostic Test (RDT) atau dengan pemeriksaan
Polymerase Chain Reaction (PCR) melalui sample
swab. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan apakah mereka ini terpapar atau tidak.
“Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Apalagi Jepara telah menjadi daerah transmisi lokal, dimana telah terjadi penularan antarwarga masyarakat Jepara sendiri. Bukan lagi dengan pendatang,” ujar dr M Fahruddin, Selasa (23/6/2020).Sementara itu, warga masyarakat Desa Slagi, Pakis Aji, Jepara, Selasa (23/6/2020) memutuskan untuk melakukan karantina bagi pasien positif yang ada. Setelah dibahas oleh Petinggi Desa, Tokoh Warga dan pihak terkait, akhirnya proses karantina bagi warga positif covid disepakati dilakukan di Bumi Perkemahan, Pakis Aji.Miftahus Sururi, salah seorang warga Slagi menyatakan, sepengetahuan dirinya proses karantina ditempatkan dibangunan secretariat Buper Pakis Aji. Pasien Covid-19 dijemput oleh petugas Puskesmas Pakis Aji dan diantar ke lokasi. Proses ini dilakukan setelah musyawarah di Balai Desa memutuskan hal itu.“Sepemahaman saya seperti itu. Tadi ada musyawarah di Balai Desa, lalu keputusannya seperti itu. Tim Puskesmas Pakis Aji kemudian yang menjemput pasiennya dan diantar ke Buper Pakis Aji,” ujar Miftahus.Reporter: Budi ErjeEditor: Supriyadi
MURIANEWS, Jepara - Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 harus bekerja keras dan cepat menyusul perkembangan yang terjadi di Jepara.
Dari rentetan kasus positif Covid-19 yang muncul, GTPP Covid-19 Jepara harus menyelesaikan proses tracing terhadap orang-orang yang diduga berpotensi tertular.
Juru Bicara GTPP Covid-19 Jepara, dr M Fakrudin menyebutkan, sedikitnya ada dua orang yang masuk dalam kelompok kontak erat dari penderita. Jumlah itu merupakan turunan dari 100-an pasien positif Covid-19 yang sudah terkonfirmasi hingga saat ini.
Tentu saja hal ini memerlukan sebuah kerja keras dan dedikasi tinggi dari para petugas kesehatan yang ada.
GTPP Covid-19 Jepara sendiri berencana akan menangani 2000-an orang yang masuk dalam daftar tracing ini dengan melakukan pemeriksaan Rapid Diangnostic Test (RDT) atau dengan pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) melalui sample swab. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan apakah mereka ini terpapar atau tidak.
“Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Apalagi Jepara telah menjadi daerah transmisi lokal, dimana telah terjadi penularan antarwarga masyarakat Jepara sendiri. Bukan lagi dengan pendatang,” ujar dr M Fahruddin, Selasa (23/6/2020).
Sementara itu, warga masyarakat Desa Slagi, Pakis Aji, Jepara, Selasa (23/6/2020) memutuskan untuk melakukan karantina bagi pasien positif yang ada. Setelah dibahas oleh Petinggi Desa, Tokoh Warga dan pihak terkait, akhirnya proses karantina bagi warga positif covid disepakati dilakukan di Bumi Perkemahan, Pakis Aji.
Miftahus Sururi, salah seorang warga Slagi menyatakan, sepengetahuan dirinya proses karantina ditempatkan dibangunan secretariat Buper Pakis Aji. Pasien Covid-19 dijemput oleh petugas Puskesmas Pakis Aji dan diantar ke lokasi. Proses ini dilakukan setelah musyawarah di Balai Desa memutuskan hal itu.
“Sepemahaman saya seperti itu. Tadi ada musyawarah di Balai Desa, lalu keputusannya seperti itu. Tim Puskesmas Pakis Aji kemudian yang menjemput pasiennya dan diantar ke Buper Pakis Aji,” ujar Miftahus.
Reporter: Budi Erje
Editor: Supriyadi