Rabu, 19 November 2025


Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, di DKK Jepara, dr M Fakhrudin mengatakan, kasus DBD tertinggi terjadi di Februari, yaitu 68 kasus. Sedangkan dugaan kasus DBD yang tercatat di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) jumlahnya mencapai 661 kasus.

Namun setelah dipastikan dengan aplikasi DBD elektronik, tercatat hanya 157 kasus.

“Karena kalau menggunakan DBD elektronik kriteria yang harus dimasukan dokter banyak. Sehingga angkanya menjadi lebih sedikit dari yang disampaikan faskes. Dari 661 satu dugaan kasus akhirnya mengerucut menjadi hanya 157 kasus saja,” kata dr M Fakhrudin, Rabu (24/6/2020).

Kasus DBD di Kabupaten Jepara memang yang terbanyak ditemukan di Kecamatan Kedung. Sepanjang 2020 tercatat 38 kasus. Secara kebetulan pula, Kedung saat ini juga menjadi wilayah dengan angka kasus tinggi terkait kasus positif covid 19.

Untuk kasus DBD, wilayah berikutnya yang angkanya juga tinggi adalah Kecamatan Tahunan dengan jumlah kasus 24. Selanjutnya Kecamatan Jepara Kota dan Pecangaan masing-masing sebanyak 13 kasus.

Tahun ini, DBD juga masih tetap ada di Jepara. Namun demikian jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, jumlah yang terjadi sejauh ini sudah mengalami peningkatan.Meski peningkatannya sedikit, hal ini tetap menjadi perhatian DKK Jepara. Di tengah merebaknya virus covid 19, keberadaan DBD bisa saja akan semakin memperburuk situasinya.“Kalau untuk kasus positif covid 19, Kedung juga tercatat sebagai kecamatan dengan jumlah kasus tertinggi sejauh ini. Kasus positif covid-19 di Jepara yang terjadi di Kedung  merupakan yang tertinggi. Jumlahnya mencapai 33 kasus,” tambah dr M Fakhrudin. Reporter: Budi ErjeEditor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar