Tertinggi di Jepara, Puskesmas II Kedung Siapkan Program Sister Atasi Stunting
Budi Santoso
Rabu, 26 Agustus 2020 12:16:19
Nursiana Puspitaningtyas, ahli gizi di Puskesmas Kedung II mengatakan, dari hasil evaluasi Program Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2019, angka
stunting yang terjadi di Jepara mencapai 19,61 persen dari 9.254 balita.
Dari angka tersebut, sebanyak 30 persen dari jumlah 475 balita yang ada di wilayah Puskesmas Kedung II Jepara, mengalami stunting. Angka ini tergolong cukup tinggi karena masih berada di atas standar yang ditetapkan World Health Organisation (WHO), yakni di bawah 20 persen.
Baca: 18 Ribu Balita di Jepara Alami Stunting, Kemensos Turun Tangan”Forum rembug
stunting Jepara juga telah menetapkan wilayah Kedung sebagai salah satu lokus
stunting pada 2021,” katanya.
Sejak saat ini, pencegahan
stunting telah menjadi fokus di Kabupaten Jepara dengan Bappeda sebagai koordinator pelaksana teknis. Namun sejak pandemi Covid-19 melanda, kegiatan pencegahan dan penanganan
stunting khususnya di puskesmas Kedung II sedikit terhambat.
”Pemantauan pertumbuhan balita di posyandu terpaksa ditutup karena pandemi. Sehingga upaya pencegahan
stunting kurang maksimal,” terangnya.
Baca: Kasus Stunting Masih Tinggi, Komisi C Jepara Bakal Panggil OPD TerkaitNamun di awal Agustus ini, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Jepara telah menyiapkan protokol adaptasi kebiasaan baru (AKB). Dengan protokol tersebut sebanyak 23 posyandu di wilayah Puskesmas Kedung II mulai dibuka kembali dengan menerapkan prinsip protokol kesehatan.
Namun di awal Agustus ini, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Jepara telah menyiapkan protokol adaptasi kebiasaan baru (AKB). Dengan protokol tersebut sebanyak 23 posyandu di wilayah Puskesmas Kedung II mulai dibuka kembali dengan menerapkan prinsip protokol kesehatan.”Dengan harapan seluruh balita di wilayah Puskesmas Kedung 2 terpantau dan bisa mencegah stunting yang terjadi,” ujarnya.Sebagai upaya pencegahan
stunting Puskesmas Kedung II juga telah menyiapkan program
Sister atau Sekolah Ibu Stunting Terpadu. Kegiatan ini meliputi kegiatan
smart parenting,
smart nutrition,
smart cooking, dan konsultasi gizi.
Baca: Sempat Terabaikan Karena Pandemi, Puskesmas Kedung II Jepara Kembali Fokus Penanganan StuntingProgram yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, rasa kesadaran dan kepedulian masyarakat mengenai stunting. Selain itu juga untuk meningkatkan kreativitas masyarakat dalam upaya pencegahan
stunting melalui pengolahan bahan pangan bergizi berbasis sumber daya pangan lokal.”Program Sister’ akan fokus pada pemahaman mengenai gizi, pola asuh, dan pengolahan pangan yang menjadi salah satu pengaruh terjadinya stunting. Sasaran dari program ini adalah Wanita Usia Subur (WUS), ibu hamil dan ibu balita,” tambahnya. Reporter: Budi ErjeEditor: Supriyadi
MURIANEWS, Jepara - Kecamatan Kedung saat ini menjadi salah satu basis kasus
stunting atau gangguan pertumbuhan anak akibat kurang asupan gizi pada jangka waktu lama) di Kabupaten Jepara. Angka balita yang mengalami
stunting di wilayah ini bahkan paling tinggi di Jepara.
Nursiana Puspitaningtyas, ahli gizi di Puskesmas Kedung II mengatakan, dari hasil evaluasi Program Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2019, angka
stunting yang terjadi di Jepara mencapai 19,61 persen dari 9.254 balita.
Dari angka tersebut, sebanyak 30 persen dari jumlah 475 balita yang ada di wilayah Puskesmas Kedung II Jepara, mengalami stunting. Angka ini tergolong cukup tinggi karena masih berada di atas standar yang ditetapkan World Health Organisation (WHO), yakni di bawah 20 persen.
Baca: 18 Ribu Balita di Jepara Alami Stunting, Kemensos Turun Tangan
”Forum rembug
stunting Jepara juga telah menetapkan wilayah Kedung sebagai salah satu lokus
stunting pada 2021,” katanya.
Sejak saat ini, pencegahan
stunting telah menjadi fokus di Kabupaten Jepara dengan Bappeda sebagai koordinator pelaksana teknis. Namun sejak pandemi Covid-19 melanda, kegiatan pencegahan dan penanganan
stunting khususnya di puskesmas Kedung II sedikit terhambat.
”Pemantauan pertumbuhan balita di posyandu terpaksa ditutup karena pandemi. Sehingga upaya pencegahan
stunting kurang maksimal,” terangnya.
Baca: Kasus Stunting Masih Tinggi, Komisi C Jepara Bakal Panggil OPD Terkait
Namun di awal Agustus ini, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Jepara telah menyiapkan protokol adaptasi kebiasaan baru (AKB). Dengan protokol tersebut sebanyak 23 posyandu di wilayah Puskesmas Kedung II mulai dibuka kembali dengan menerapkan prinsip protokol kesehatan.
”Dengan harapan seluruh balita di wilayah Puskesmas Kedung 2 terpantau dan bisa mencegah stunting yang terjadi,” ujarnya.
Sebagai upaya pencegahan
stunting Puskesmas Kedung II juga telah menyiapkan program
Sister atau Sekolah Ibu Stunting Terpadu. Kegiatan ini meliputi kegiatan
smart parenting,
smart nutrition,
smart cooking, dan konsultasi gizi.
Baca: Sempat Terabaikan Karena Pandemi, Puskesmas Kedung II Jepara Kembali Fokus Penanganan Stunting
Program yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, rasa kesadaran dan kepedulian masyarakat mengenai stunting. Selain itu juga untuk meningkatkan kreativitas masyarakat dalam upaya pencegahan
stunting melalui pengolahan bahan pangan bergizi berbasis sumber daya pangan lokal.
”Program Sister’ akan fokus pada pemahaman mengenai gizi, pola asuh, dan pengolahan pangan yang menjadi salah satu pengaruh terjadinya stunting. Sasaran dari program ini adalah Wanita Usia Subur (WUS), ibu hamil dan ibu balita,” tambahnya.
Reporter: Budi Erje
Editor: Supriyadi