Awalnya Jadi ‘Sumber’ Covid-19, Wilayah Kedung 2 Jepara Kini Jadi Zona Hijau

Budi Santoso
Kamis, 5 November 2020 15:18:34


MURIANEWS, Jepara - Wilayah kerja Puskesmas Kedung 2 terdiri dari Desa Tedunan, Kedung Malang, Panggung, Kali Anyar, Karang Aji, dan Surodadi. Kawasan ini pada awal pandemi menjadi kawasan hitam penyebaran Covid-19.
Namun saat ini, berkat penanganan yang baik, kawasan ini berubah menjadi zona hijau di Jepara. Bahkan, belum ada lagi kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang muncul, sejak dua bulan lalu.
Kepala Puskesmas Kedung 2, Suhadi menyatakan, keberhasilan ini merupakan bentuk kerjasama semua pihak di wilayah kerjanya. Penanganan Covid-19 di enam desa dilakukan dengan memunculkan peran serta masyarakat secara aktif.
Dalam hal ini, dengan memaksimalkan program Jogo Tonggo. Di enam desa yang dinaungi Puskesmas Kedung 2, peran Jogo Tonggo berjalan dengan sangat baik. Hal ini tidak lepas dari peran para Petinggi Desa di masing-masing desa.
Program Jogo Tonggo di Kedung 2 berjalan dengan melibatkan seluruh bagian. Komunikasi yang aktif, terjalin dengan sangat baik, sehingga penanganan-penanganan terkait Covid bisa dilaksanakan dengan efektif.
Terutama, untuk tindakan-tindakan preventif, peran Jogo Tonggo terbukti sangat penting, sampai akhirnya kawasan ini akhirnya bisa menghentikan kasus-kasus yang muncul.
”Iya, kami kira dalam hal ini peran para Petinggi Desa masing-masing sangat membantu. Beliau-beliau inilah yang memegang peran dalam upaya mengoptimalkan program Jogo Tonggo. Dari sini kami bisa melakukan program-program preventif hingga akhirnya tidak ada kasus terkonfirmasi positif Covid muncul, setidaknya dalam dua bulan terakhir,” ujar Suhadi, Kamis (5/11/2020).
[caption id="attachment_190217" align="aligncenter" width="880"]
Kepala Puskesmas Kedung II saat menunjukkan bingkisan dan boneka yang diperuntukkan untuk balita positif covid-19. (MURIANEWS/Budi Erje)[/caption]
Kawasan Kedung 2, pada awal pandemi sempat tercatat sebagai wilayah dengan jumlah kasus tertinggi di Jepara. Bahkan kawasan ini sempat disebut-sebut sebagai kawasan hitam penyebaran Covid-19.
Berawal dari satu orang yang terkonfirmasi Covid-19, akhirnya berkembang menjadi 48 orang. Hal ini terjadi di awal-awal pandemi covid terjadi di Kabupaten Jepara.
Selama kurang lebih 1,5 bulan, upaya keras dilakukan dalam upaya penanganan kasus-kasus yang muncul. Dari satu orang yang terkonfirmasi, Puskesmas Kedung 2 melakukan penanganan dengan melakukan tracing dan tracking secara serius.
Sebanyak 600 orang dari hasil penelusuran dilakukan rapid test, dan mendapatkan hasil sekitar 200-an orang yang reaktif.
Selanjutnya dari 200 orang tersebut dilakukan swab, dan menghasilkan 48 orang yang ternyata terkonfirmasi positif Covid. Dari sini penanganan kemudian dilakukan, melalui beberapa pendekatan. Baik medis, sosial dan budaya.
”Dengan hasil seperti itu, kami kemudian melakukan koordinasi di Satgas Covid Kecamatan dan tentu saja tim Jogo Tonggo yang ada. Kami lakukan upaya-upaya baik melalui tindakan edukasi preventif maupun tindakan-tindakan kuratif yang dibutuhkan. Ada banyak tantangan, namun nyatanya semua upaya kami menunjukan hasil baik. Dari 48 orang tersebut sebanyak 46 orang sembuh, namun dua orang meninggal dunia,” tambah Suhadi.
Di wilayah Kedung 2 sendiri, peran Jogo Tonggo memang berjalan dengan baik. Para Petinggi Desa memberikan peran sangat penting dalam menggerakan program ini. Setiap Kamis, dalam sepekan, selalu ada kunjungan yang dilakukan oleh anggota Jogo Tonggo ke warga yang rentan tertular virus Covid.
Mereka adalah kelompok lanjut usia (lansia), dan terutama mereka yang memiliki penyakit penyerta (comorbit).Warga yang memiliki riwayat penyakit Diabetes Militus (DM), Stroke, Hipertensi, Asma Akut dan TB Paru, menjadi prioritas dalam program kunjungan ini. Sebab kasus-kasus Covid di Jepara hampir semuanya melibatkan orang-orang dengan penyakit penyerta.
Para anggota Jogo Tonggo yang datang berkunjung, kemudian mencatat apa keluhan yang ada dari warga. Masukan yang muncul kemudian dilaporkan ke Petinggi Desa, yang kemudian membahasnya di hari Jumat bersama tim Puskesmas Kedung 2 dan Satgas Covid Kecamatan.
Dari sini, kemudian bisa ditentukan tindakan-tindakan yang harus dilakukan, pada hari Sabtu-nya. Misalnya, jika ada warga yang obatnya habis dan kebetulan tidak bisa mengambil, maka pihak Puskesmas akan mengantarkannya.
”Iya memang seperti itu kegiatan yang dilakukan tim Jogo Tonggo di tempat kami. Masing-masing anggota Jogo Tonggo di wilayah masing-masing diminta membuat semacam buku kunjungan. Di sana ada form-form isian, yang kemudian disampaikan ke Petinggi Desa. Selanjutnya informasi itu dibahas dan ditindaklajuti,” ujar Abdul Fandhol, Petinggi Desa Karang Aji.
Saat ini, di wilayah Kedung sudah tidak ada lagi pasien Covid yang terdeteksi. Kawasan ini menjadi kawasan zona hijau di Kabupaten Jepara, bersama Karimunjawa.
Masyarakat Kedung yang sebelumnya menganggap ‘remeh’ Covid-19, kini berhasil membuktikan diri sebagai masyarakat yang bisa ‘mengendalikan’ virus ini. Kesadaran warga terkait pandemi Covid-19 semakin meningkat, sehingga penanganannya bisa dilakukan dengan baik.
Terpisah, Sumanto (62), warga Kedung Malang, merupakan salah satu penyitas Covid yang akhirnya dinyatakan sembuh, menyatakan sangat berterima kasih atas kerja-kerja penanganan yang dilakukan terhadapnya.
Warga yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan ini tiba-tiba mengalami sesak nafas. Oleh keluarganya kemudian dibawa ke Puskesmas Kedung, yang kemudian merujuk perawatannya ke RS Graha Husada Jepara.
Dari penanganan yang dilakukan, kembali dirinya dirujuk di RSUD Kartini Jepara. Selama 20 hari dirinya mengaku harus menjalani perawatan isolasi yang sangat berat.
Satu hal lain, sikap masyarakat terhadap dirinya dan keluarganya juga membuatnya repot. Begitu mengetahui dirinya terkonfirmasi positif Covid, tetangganya mulai menghindar. Hal ini sempat semakin membuat dirinya dan keluarga merasa tertekan.
Hal itu bahkan berlangsung saat dirinya sudah diperkenankan menjalani isolasi mandiri di rumah. Namun berkat pendampingan yang didapat dari Puskesmas Kedung 2, akhirnya dirinya bisa melalui cobaan berat ini.
”Alhamdulilah, saat ini saya merasa sehat. Saat sakit dulu, di rumah sakit saya kehilangan berat badan sampai 20 kg. Kini saya sudah pulih, dan tetangga juga sudah tidak kuatir lagi. Saya sangat bersyukur. Tentu saja saya juga sangat berterima kasih pada pihak Puskesmas, yang hingga saat ini masih terus memantau kesehatan saya,” ujar Sumanto.
https://www.youtube.com/watch?v=_qHxb1D4g6k
Reporter: Budi Erje
Editor: Supriyadi
Namun saat ini, berkat penanganan yang baik, kawasan ini berubah menjadi zona hijau di Jepara. Bahkan, belum ada lagi kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang muncul, sejak dua bulan lalu.
Kepala Puskesmas Kedung 2, Suhadi menyatakan, keberhasilan ini merupakan bentuk kerjasama semua pihak di wilayah kerjanya. Penanganan Covid-19 di enam desa dilakukan dengan memunculkan peran serta masyarakat secara aktif.
Dalam hal ini, dengan memaksimalkan program Jogo Tonggo. Di enam desa yang dinaungi Puskesmas Kedung 2, peran Jogo Tonggo berjalan dengan sangat baik. Hal ini tidak lepas dari peran para Petinggi Desa di masing-masing desa.
Program Jogo Tonggo di Kedung 2 berjalan dengan melibatkan seluruh bagian. Komunikasi yang aktif, terjalin dengan sangat baik, sehingga penanganan-penanganan terkait Covid bisa dilaksanakan dengan efektif.
Terutama, untuk tindakan-tindakan preventif, peran Jogo Tonggo terbukti sangat penting, sampai akhirnya kawasan ini akhirnya bisa menghentikan kasus-kasus yang muncul.
”Iya, kami kira dalam hal ini peran para Petinggi Desa masing-masing sangat membantu. Beliau-beliau inilah yang memegang peran dalam upaya mengoptimalkan program Jogo Tonggo. Dari sini kami bisa melakukan program-program preventif hingga akhirnya tidak ada kasus terkonfirmasi positif Covid muncul, setidaknya dalam dua bulan terakhir,” ujar Suhadi, Kamis (5/11/2020).
[caption id="attachment_190217" align="aligncenter" width="880"]

Kawasan Kedung 2, pada awal pandemi sempat tercatat sebagai wilayah dengan jumlah kasus tertinggi di Jepara. Bahkan kawasan ini sempat disebut-sebut sebagai kawasan hitam penyebaran Covid-19.
Berawal dari satu orang yang terkonfirmasi Covid-19, akhirnya berkembang menjadi 48 orang. Hal ini terjadi di awal-awal pandemi covid terjadi di Kabupaten Jepara.
Selama kurang lebih 1,5 bulan, upaya keras dilakukan dalam upaya penanganan kasus-kasus yang muncul. Dari satu orang yang terkonfirmasi, Puskesmas Kedung 2 melakukan penanganan dengan melakukan tracing dan tracking secara serius.
Sebanyak 600 orang dari hasil penelusuran dilakukan rapid test, dan mendapatkan hasil sekitar 200-an orang yang reaktif.
Selanjutnya dari 200 orang tersebut dilakukan swab, dan menghasilkan 48 orang yang ternyata terkonfirmasi positif Covid. Dari sini penanganan kemudian dilakukan, melalui beberapa pendekatan. Baik medis, sosial dan budaya.
”Dengan hasil seperti itu, kami kemudian melakukan koordinasi di Satgas Covid Kecamatan dan tentu saja tim Jogo Tonggo yang ada. Kami lakukan upaya-upaya baik melalui tindakan edukasi preventif maupun tindakan-tindakan kuratif yang dibutuhkan. Ada banyak tantangan, namun nyatanya semua upaya kami menunjukan hasil baik. Dari 48 orang tersebut sebanyak 46 orang sembuh, namun dua orang meninggal dunia,” tambah Suhadi.
Di wilayah Kedung 2 sendiri, peran Jogo Tonggo memang berjalan dengan baik. Para Petinggi Desa memberikan peran sangat penting dalam menggerakan program ini. Setiap Kamis, dalam sepekan, selalu ada kunjungan yang dilakukan oleh anggota Jogo Tonggo ke warga yang rentan tertular virus Covid.
Mereka adalah kelompok lanjut usia (lansia), dan terutama mereka yang memiliki penyakit penyerta (comorbit).Warga yang memiliki riwayat penyakit Diabetes Militus (DM), Stroke, Hipertensi, Asma Akut dan TB Paru, menjadi prioritas dalam program kunjungan ini. Sebab kasus-kasus Covid di Jepara hampir semuanya melibatkan orang-orang dengan penyakit penyerta.
Para anggota Jogo Tonggo yang datang berkunjung, kemudian mencatat apa keluhan yang ada dari warga. Masukan yang muncul kemudian dilaporkan ke Petinggi Desa, yang kemudian membahasnya di hari Jumat bersama tim Puskesmas Kedung 2 dan Satgas Covid Kecamatan.
Dari sini, kemudian bisa ditentukan tindakan-tindakan yang harus dilakukan, pada hari Sabtu-nya. Misalnya, jika ada warga yang obatnya habis dan kebetulan tidak bisa mengambil, maka pihak Puskesmas akan mengantarkannya.
”Iya memang seperti itu kegiatan yang dilakukan tim Jogo Tonggo di tempat kami. Masing-masing anggota Jogo Tonggo di wilayah masing-masing diminta membuat semacam buku kunjungan. Di sana ada form-form isian, yang kemudian disampaikan ke Petinggi Desa. Selanjutnya informasi itu dibahas dan ditindaklajuti,” ujar Abdul Fandhol, Petinggi Desa Karang Aji.
Saat ini, di wilayah Kedung sudah tidak ada lagi pasien Covid yang terdeteksi. Kawasan ini menjadi kawasan zona hijau di Kabupaten Jepara, bersama Karimunjawa.
Masyarakat Kedung yang sebelumnya menganggap ‘remeh’ Covid-19, kini berhasil membuktikan diri sebagai masyarakat yang bisa ‘mengendalikan’ virus ini. Kesadaran warga terkait pandemi Covid-19 semakin meningkat, sehingga penanganannya bisa dilakukan dengan baik.
Terpisah, Sumanto (62), warga Kedung Malang, merupakan salah satu penyitas Covid yang akhirnya dinyatakan sembuh, menyatakan sangat berterima kasih atas kerja-kerja penanganan yang dilakukan terhadapnya.
Warga yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan ini tiba-tiba mengalami sesak nafas. Oleh keluarganya kemudian dibawa ke Puskesmas Kedung, yang kemudian merujuk perawatannya ke RS Graha Husada Jepara.
Dari penanganan yang dilakukan, kembali dirinya dirujuk di RSUD Kartini Jepara. Selama 20 hari dirinya mengaku harus menjalani perawatan isolasi yang sangat berat.
Satu hal lain, sikap masyarakat terhadap dirinya dan keluarganya juga membuatnya repot. Begitu mengetahui dirinya terkonfirmasi positif Covid, tetangganya mulai menghindar. Hal ini sempat semakin membuat dirinya dan keluarga merasa tertekan.
Hal itu bahkan berlangsung saat dirinya sudah diperkenankan menjalani isolasi mandiri di rumah. Namun berkat pendampingan yang didapat dari Puskesmas Kedung 2, akhirnya dirinya bisa melalui cobaan berat ini.
”Alhamdulilah, saat ini saya merasa sehat. Saat sakit dulu, di rumah sakit saya kehilangan berat badan sampai 20 kg. Kini saya sudah pulih, dan tetangga juga sudah tidak kuatir lagi. Saya sangat bersyukur. Tentu saja saya juga sangat berterima kasih pada pihak Puskesmas, yang hingga saat ini masih terus memantau kesehatan saya,” ujar Sumanto.
https://www.youtube.com/watch?v=_qHxb1D4g6k
Reporter: Budi Erje
Editor: Supriyadi