Terendam Banjir, 100 Hektare Padi di Dorang Jepara Terancam Puso
Budi Santoso
Senin, 1 Februari 2021 17:43:01
MURIANEWS, Jepara – Sebanyak 100 hektare padi di Desa Dorang, Kecamatan Nalumsari terancaman puso. Itu terjadi setelah banjir menggenangi sawah milik petani.
Petinggi Desa Dorang, Arif Supratikno menyatakan 100 hektare tanaman padi yang terendam sudah berusia sekitar tiga bulan. Sebagian besar bahkan sudah siap panen. Meski begitu, areal persawahan sudah terendam sejak Jumat (29/1/2021).
"Jadi padi yang tergenang itu sudah empat hari ini. Sebelumnya memang areal sawah saja yang tergenang sejak Jumat lalu. Kalau akhirnya puso, maka kerugiannya bisa mencapai kurang lebih Rp 2 miliar lebih mengingat cakupan luasannya," ujar Arif Supratikno, Senin (1/2/2021) di Balai Desa Dorang.
Selanjutnya Arif Supratikno juga menjelaskan, perkembangan terakhir sudah ada sekitar 900an KK/ rumah yang terdampak. Di antaranya sudah ada sekitar 100 rumah yang kemasukan air. Sementara lainnya meski belum kemasukan, namun lingkungan sekitarnya sudah terkepung air.
Sebagian rumah warga di Desa Dorang, memang sudah didesain lebih tinggi dibanding lingkungan sekitarnya. Namun demikian karena genangan air terjadi di sekitar rumah, warga tetap terkendala. Mereka sementara masih bertahan di rumah masing-masing.
Sementara itu, wilayah yang tergenang Banjir meliputi RW 2 dan RW 3 Desa Dorang. Ketinggian air berkisar antara 50 cm sampai 150 cm. Pambudi, salah seorang warga di Dukuh Tampen menyatakan hingga saat ini dirinya masih bertahan di rumah.
Namun jika situasi tidak kunjung berubah dirinya berencana akan mengungsi ke tempat saudaranya. Melihat situasinya, kemungkinan hujan masih akan turun, sehingga dirinya sudah bersiap-siap jika terjadi sesuatu yang lebih buruk.
Namun jika situasi tidak kunjung berubah dirinya berencana akan mengungsi ke tempat saudaranya. Melihat situasinya, kemungkinan hujan masih akan turun, sehingga dirinya sudah bersiap-siap jika terjadi sesuatu yang lebih buruk."Sementara kami masih bertahan di rumah. Demikian juga para tetangga yang ada. Namun jika situasi tidak kunjung membaik maka kami akan ngungsi ke saudara. Kami sudah siap-siap mengamankan barang-barang agar tidak sampai terendam banjir," ujar Pambudi, Senin (1/2/2021).Sedangkan Hartoyo, warga yang lain menyebut masalah pembuangan ke SWD 2 yang berada disisi utara SWD 1 juga jadi penyebab mengapa genangan tidak bisa segera surut. Saat ini, SWD 2 bahkan bisa dikatakan tidak ada airnya.Sehingga jika pembuangan ke SWD 2 lancar, genangan bisa cepat surut. Kebetulan untuk SWD2 yang juga menjadi muar dari Kali Mayong memang tidak banyak debit airnya. Sehingga ancaman banjir yang lebih parah belum terjadi di Desa Dorang disisi utara SWD 1."Itu pintu air yang untuk pembuangan ke SWD2 kurang besar. Jadi air limpahan yang saat ini menggenang lama sekali surutnya. Padahal SWD 2 saat ini masih kosong. Tapi kalau pas sama-sama penuh, ya tentu Dorang akan lebih bahaya lagi," ujar Hartoyo. Reporter: Budi ErjeEditor: Supriyadi
[caption id="attachment_205985" align="alignleft" width="880"]

Sejumlah warga bermain di tengah banjir Desa Dorang. (MURIANEWS/Budi Erje)[/caption]
MURIANEWS, Jepara – Sebanyak 100 hektare padi di Desa Dorang, Kecamatan Nalumsari terancaman puso. Itu terjadi setelah banjir menggenangi sawah milik petani.
Petinggi Desa Dorang, Arif Supratikno menyatakan 100 hektare tanaman padi yang terendam sudah berusia sekitar tiga bulan. Sebagian besar bahkan sudah siap panen. Meski begitu, areal persawahan sudah terendam sejak Jumat (29/1/2021).
"Jadi padi yang tergenang itu sudah empat hari ini. Sebelumnya memang areal sawah saja yang tergenang sejak Jumat lalu. Kalau akhirnya puso, maka kerugiannya bisa mencapai kurang lebih Rp 2 miliar lebih mengingat cakupan luasannya," ujar Arif Supratikno, Senin (1/2/2021) di Balai Desa Dorang.
Selanjutnya Arif Supratikno juga menjelaskan, perkembangan terakhir sudah ada sekitar 900an KK/ rumah yang terdampak. Di antaranya sudah ada sekitar 100 rumah yang kemasukan air. Sementara lainnya meski belum kemasukan, namun lingkungan sekitarnya sudah terkepung air.
Sebagian rumah warga di Desa Dorang, memang sudah didesain lebih tinggi dibanding lingkungan sekitarnya. Namun demikian karena genangan air terjadi di sekitar rumah, warga tetap terkendala. Mereka sementara masih bertahan di rumah masing-masing.
Sementara itu, wilayah yang tergenang Banjir meliputi RW 2 dan RW 3 Desa Dorang. Ketinggian air berkisar antara 50 cm sampai 150 cm. Pambudi, salah seorang warga di Dukuh Tampen menyatakan hingga saat ini dirinya masih bertahan di rumah.
Namun jika situasi tidak kunjung berubah dirinya berencana akan mengungsi ke tempat saudaranya. Melihat situasinya, kemungkinan hujan masih akan turun, sehingga dirinya sudah bersiap-siap jika terjadi sesuatu yang lebih buruk.
"Sementara kami masih bertahan di rumah. Demikian juga para tetangga yang ada. Namun jika situasi tidak kunjung membaik maka kami akan ngungsi ke saudara. Kami sudah siap-siap mengamankan barang-barang agar tidak sampai terendam banjir," ujar Pambudi, Senin (1/2/2021).
Sedangkan Hartoyo, warga yang lain menyebut masalah pembuangan ke SWD 2 yang berada disisi utara SWD 1 juga jadi penyebab mengapa genangan tidak bisa segera surut. Saat ini, SWD 2 bahkan bisa dikatakan tidak ada airnya.
Sehingga jika pembuangan ke SWD 2 lancar, genangan bisa cepat surut. Kebetulan untuk SWD2 yang juga menjadi muar dari Kali Mayong memang tidak banyak debit airnya. Sehingga ancaman banjir yang lebih parah belum terjadi di Desa Dorang disisi utara SWD 1.
"Itu pintu air yang untuk pembuangan ke SWD2 kurang besar. Jadi air limpahan yang saat ini menggenang lama sekali surutnya. Padahal SWD 2 saat ini masih kosong. Tapi kalau pas sama-sama penuh, ya tentu Dorang akan lebih bahaya lagi," ujar Hartoyo.
Reporter: Budi Erje
Editor: Supriyadi