Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Jepara – Banjir yang menenggelamkan areal persawahan di Desa Dorang, Kecamatan Nalumsari, Jepara dipastikan membuat tanaman padi milik warga puso. Genangan air yang terjadi di persawahan warga terjadi hampir sepekan, sejak Jumat (29/1/2021) lalu.

Kondisi ini hingga Rabu (3/2/2021) tidak berubah. Karena itu, semua tanaman padi yang terendam dipastikan puso atau gagal panen.

Petinggi Desa Dorang, Arif Supratikno menyatakan harapan untuk menyelamatkan tanaman padi dipastikan sudah tidak ada lagi. Sebab ketinggian air yang menenggelamkan areal sawah masih belum menunjukan penyusutan signifikan. Selain itu, padi yang terendam rata-rata berusia 3 bulan dan sudah dalam proses pengisian bulir padi.

“Secara keseluruhan ada sekitar 150-an hektare sawah yang hingga Rabu (3/2/2021) masih terendam air banjir. Kerugian yang diderita para pemilik sawah diperkirakan mencapai kurang lebih Rp 2,5 miliar,” ujar Arif Supratikno, Rabu (3/2/2021).

Kerugian itu dihitung berdasarkan potensi produksi yang biasanya dihasilkan oleh para petani di Desa Dorang. Sedangkan untuk biaya produksi, di Desa Dorang  para petani rata-rata sudah mengeluarkan biaya sebesar Rp 6 juta untuk setiap satu hektarnya.

Sehingga jika untuk lahan seluas kurang lebih 150 hektare, maka biaya yang sudah dikeluarkan mencapai hampir Rp 1 miliar.

Akibatnya, beberapa warga yang memiliki areal sawah di bantaran Kali SWD 2 memutuskan untuk melakukan panen lebih awal. Hal ini dilakukan karena khawatir jika banjir juga terjadi di Sungai SWD 2.

[caption id="attachment_206075" align="alignleft" width="880"] Sejumlah warga Dorang memilih bertahan meskipun banjir semakin tinggi. (MURIANEWS/Budi Erje)[/caption]

Sungai SWD 2 sendiri sejauh ini masih belum menunjukan tanda-tanda peningkatan debit air secara ekstrem. Sawah-sawah yang dibuka di atas lahan di aliran SWD 2 masih belum terjangkau air.

Sementara itu Camat Nalumsari, Arif Mutamadin menyatakan genangan banjir di Desa Dorang dilaporkan sempat mengalami surut. Namun penyusutan ketinggian air yang terjadi tidak terlalu signifikan. Apalagi cuaca yang masih terus menunjukan mendung tebal tetap menimbulkan potensi terjadinya kenaikan air kembali.”Sungai SWD 1 pada pantauan terakhir memang menunjukan penurunan debit air. Akan tetapi hal itu bukan berarti telah memberi sebuah petunjuk mengenai kemungkinan segera berakhirnya genangan di kawasan Desa Dorang,” katanya.Di sisi lain, Pemkab Jepara tetap masih terus membuka Posko Bencana dan Dapur Umum serta Posko-Posko pendukung lainnya. Ratusan relawan bencana juga masih terus berada di Desa Dorang. Berbagai bantuan juga terus mengalir ke Posko Bencana Banjir Desa Dorang sejauh ini.“Kami sampaikan terima kasih atas bantuan-bantuan yang sudah disampaikan sampai sejauh ini. Berbagai bantuan sudah diterima di Posko Bencana. Diantaranya beras, mie instan dan bahak makanan yang lainnya,” ujar Arif Mutamadin, terpisah.Untuk menyalurkan bantuan beruapa makanan siap santap masih terus dilakukan oleh para relawan. Dari dapur umum, makanan didistribusikan menggunakan perahu karet dan rakit yang dibuat warga.Untuk lokasi-lokasi yang bisa dijangkau dengan tanpa menggunakan peralatan dilakukan oleh relawan dengan cara dikirimkan langsung. Posko Bencana berharap kordinasi dan komunikasi dengan tokoh warga bisa dilakukan dengan lebih baik lagi.“Kadang, memang agak sedikit susah bagi relawan saat menyalurkan bantuan. Karena memang warga banyak yang tidak mau diungsikan. Kadang ada warga yang kecewa karena terlewat tidak mendapatkan jatah makan misalnya. Ini kami akui terjadi, karena memang harus melawati genangan air cukup dalam. Mudah-mudahan situasi ini segera membaik,” tambahnya. Reporter: Budi ErjeEditor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler