Rabu, 19 November 2025


Purnomo (49) warga Desa Kandangmas sudah bertahun-tahun menggunakan jasa bajak sapi dibandingkan dengan mesin traktor. Terlebih dengan kondisi lahan kering, pemanfaatan sapi akan lebih baik.

"Dulu pernah mencoba mengguanakn traktor, tetapi hasilnya kurang memuaskan. Ada sisa-sisa seperti solar dan oli di tanah, sehingga membuat kesuburan tanah semakin berkurang. Tapi kalau kotoran sapi, tanahnya akan lebih subur," jelasnya saat ditemui di ladang, Rabu (11/4/2018).

Dia mengaku, untuk mendapatkan jasa bajak sapi, dia harus mencari di desa tetangga, yakni di Desa Cranggang, Kecamatan Dawe. Sebab, di Kandangmas sendiri sudah tidak ada yang mempunyai bajak sapi.

"Untuk bajak sapi ini sistem pembayarannya adalah harian, yaitu Rp. 100 ribu satu hari. Untuk satu hektar lahan biasanya butuh waktu hingga empat hari," bebernya.
Apabila dibandingkan dengan menggunakan mesin traktor, biaya yang dikeluarkan memang lebih banyak. Durasi waktunya juga lebih lama menggunakan bajak sapi. Hanya, hasil bajak sapi tanahnya akan lebih lembut, sehingga pertumbuhan akar tanaman akan lebih cepat."Sebagian besar di Desa Kandangmas ini kan tanamannya tebu. Kalau di bajak menggunakan traktor, tidak semua akarnya bisa putus, sehingga dari akar itu akan tumbuh tanaman tebu yang kecil-kecil. Tapi kalau menggunakan bajak sapi, yang tersisa hanya akar yang besar saja. Sehingga tanaman yang tumbuh hanya yang besar saja," terangnya.Dia sendiri sudah membuktikan hal itu, sehingga setiap kali membajak, Purnomo lebih sering menggunakan sapi dari pada traktor atau teknologi lainnyaEditor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler