Puluhan Hektare Bawang Merah di Desa Sidoharjo Pati Terancam Gagal Panen
Cholis Anwar
Rabu, 18 April 2018 12:34:58
Kepala Desa Sidoharjo, Bogi Yulistanto mengatakan, sudah tiga pekan ini tanaman bawang merah petani diserang penyakit jamur atau di kalangan petani dikenal penyakit trotol. Tanaman bawang merah yang baru ditanam layu karena diserang hama jamur.
”Jenis penyakit ini disebabkan adanya cendawan yang menyerang tanaman jika cuaca berembun. Selain itu, pada saat hujan di siang hari disiertai cuaca terang. Ini menyebabkan tanaman tanaman menguning dan daunnya layu sehingga menghambat pertumbuhan,” ungkapnya, Rabu (18/04/2018).
Dia menambahkan, dari petani sendiri sudah sering melakukan penyemprotan tanaman. Hanya, saking banyaknya virus jamur, meskipun berkali-kali dilakukan penyemprotan, tetapi daunnya tetap layu. Bahkan sebagian sudah ada yang mati.
”Untuk yang bisa dipanen, kemungkinan bawang yang sudah besar. Tetapi kalau pasca penanaman sudah diserang virus, dipastikan tidak bisa panen. Kalaupun bisa, tentu bawangnya kecil-kecil. Kalaupun di jual, harganya tidak seberapa,” imbuhnya.
Menurutnya, harga bawang merah di Kabupaten Pati saat ini sedang mengalami kenaikan. Seharusnya, itu adalah masa bahagia para petani bawang. Tetapi karena sebagian besar diserang jamur, mereka tetap merugi.”Harganya sendiri mencapai Rp 12 ribu per kilogram untuk kualitas rendah. Sedangkan untuk kualitas terbaik mencapai Rp 20 ribu per kilogramnya. Tetapi produksinya saat ini sedang menurun,” tegasnya.Produksi bawang merah menurun hingga 40-60 persen. Misalnya saja di lahan setengah hektar yang dulunya mampu menghasilkan 5-6 ton sekali panen, sekarang hanya menghasilkan 2 ton bawang merah. Sementara produksi setengah hektare Rp 35 juta hanya menghasilkan Rp 21-Rp 22 juta.
Editor: Supriyadi
Murianews, Pati - Lahan seluas 70 hektare dengan tanaman bawang merah di Desa Sidoharjo, Kecamatan Wedarijaksa, Pati, 90 persennya diperkirakan gagal panen. Mengingat, tanaman tersebut saat ini banyak diserang virus jamur ganas yang membuat tanaman bawang merah layu. Terlebih, usianya saat ini baru memasuk tahap pertumbuhan.
Kepala Desa Sidoharjo, Bogi Yulistanto mengatakan, sudah tiga pekan ini tanaman bawang merah petani diserang penyakit jamur atau di kalangan petani dikenal penyakit trotol. Tanaman bawang merah yang baru ditanam layu karena diserang hama jamur.
”Jenis penyakit ini disebabkan adanya cendawan yang menyerang tanaman jika cuaca berembun. Selain itu, pada saat hujan di siang hari disiertai cuaca terang. Ini menyebabkan tanaman tanaman menguning dan daunnya layu sehingga menghambat pertumbuhan,” ungkapnya, Rabu (18/04/2018).
Dia menambahkan, dari petani sendiri sudah sering melakukan penyemprotan tanaman. Hanya, saking banyaknya virus jamur, meskipun berkali-kali dilakukan penyemprotan, tetapi daunnya tetap layu. Bahkan sebagian sudah ada yang mati.
”Untuk yang bisa dipanen, kemungkinan bawang yang sudah besar. Tetapi kalau pasca penanaman sudah diserang virus, dipastikan tidak bisa panen. Kalaupun bisa, tentu bawangnya kecil-kecil. Kalaupun di jual, harganya tidak seberapa,” imbuhnya.
Menurutnya, harga bawang merah di Kabupaten Pati saat ini sedang mengalami kenaikan. Seharusnya, itu adalah masa bahagia para petani bawang. Tetapi karena sebagian besar diserang jamur, mereka tetap merugi.
”Harganya sendiri mencapai Rp 12 ribu per kilogram untuk kualitas rendah. Sedangkan untuk kualitas terbaik mencapai Rp 20 ribu per kilogramnya. Tetapi produksinya saat ini sedang menurun,” tegasnya.
Produksi bawang merah menurun hingga 40-60 persen. Misalnya saja di lahan setengah hektar yang dulunya mampu menghasilkan 5-6 ton sekali panen, sekarang hanya menghasilkan 2 ton bawang merah. Sementara produksi setengah hektare Rp 35 juta hanya menghasilkan Rp 21-Rp 22 juta.
Editor: Supriyadi