Rabu, 19 November 2025


Kepala Lapas Kelas  II B Pati Irwan Silais mengatakan, upaya pemberdayaan keterampilan yang dimiliki oleh warga binaan, akan terus dilakukan. Mengingat, keterampilan adalah sebagai bekal ketika mereka sudah keluar dari lapas.

Dia mengaku, untuk merealisasikan itu semua butuh anggaran yang tidak sedikit. Ungapnya, anggaran untuk pengembangan dan pemberdayaan keterampilan warga binaan hanya Rp. 12 juta selama satu tahun.

“Anggaran itu menurun derastis dari yang sebelumnya. Padahal, kebutuhan untuk pengembangan keterampilan itu tidak sedikit,” terangnya, (Senin (30/4/2018).

Lebih lanjut, dalam jangka waktu satu semester, anggaran tersebut sudah habis digunakan. Padahal, jumlah warga binaan ada 370 nara pidana (Napi), yang semuanya membutuhkan penggalian potensi.

“kalau anggaran sudah habis, mereka berupaya untuk membuat kerajinan dari sampah maupun limbah yang lain,” imbuhnya.
selain itu, anggaran untuk kesehatan juga dipangkas habis hingga menjadi Rp. 8 juta dalam satu tahun. Sementara warga yang membutuhkan perawatan, jumlahnya banyak. Bahkan, pihak lapas terkadang mensiasati keterbatasan anggaran itu dengan menggunakan kartu BPJS bagi napi yang berasal dari Pati.“Yang sudah itu kalau yang sakit adalah orang luar Pati dan anggaran untuk kesehatan sudah habis. Mau tidak mau, kami harus memberikan pengobatan seadanya. Itu yang snabat berat bagi kami,” bebernya.Dia berharap, dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat bisa memperhatikan terkait anggaran untuk pengembangan warga binaan maupun anggaran kesehatan tersebut. Sebisa mungkin anggaran bisa ditambah, agar kebutuhan warga binaan bisa terpenuhi.“Mereka juga manusia, harus diperlakukan secara manusiawi. Kami harap dari Dinas-Dinas terkait juga bisa bekerja sama untuk pengembangan warga binaan ini,” tandasnya. (MuriaNewsCom/Cholis Anwar)Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler