Harga Daging Ayam di Pasaran Belum Stabil
Cholis Anwar
Sabtu, 30 Juni 2018 21:36:10
Jumisih, salah seorang penjual daging ayam di pasar Rogowongso mengatakan, harga ayam bisa dikatakan stabil apabila harganya Rp 30 ribu per kilogram. Sementara saat ini, harga masih berkisar antara Rp 33 ribu Rp 35 ribu per kilogramnya.
Dia mengaku, kenaikan paling tinggi adalah menjelang lebaran hingga kebaran ketupat. Setelah itu, harga berangsur turun. Hanya, tingkat penurunannya tidak seberapa.
“Masih belum stabil, tapi biasanya kalau sudah idul adha, daging ayam kembali stabil. Kemarin saja harganya Rp 35 ribu per kilogram, sekarang sudah turun lagi, padahal selang waktu dua hari saja,” ungkapnya, Sabtu (30/6/2018).
Meski demikian, hal itu tidak mengurangi masyarakat untuk membeli daging tersebut. Bahkan, dalam satu hari, Jusimih bisa menjual ayamnya hingga 70 kilogram. Sementara untuk ayam kampung, dia mengakui tidak begitu banyak peminat.“Yang paling banyak pembelinya itu ayam pedaging, kalau ayam jawa kampung jantan, peminatnya sedikit. Ini aja masih banyak, mungkin karena harganya tinggi, jadi masyarakat lebih memilih ayam pedaging,” imbuhnya.
Editor : Supriyadi
Murianews, Pati - Harga daging ayam di pasar tradisional, terutama di Pasar Rogowongso, Pati masih belum stabil. Itu merupakan dampak dari lebaran yang harganya sempat melambung hingga Rp 40 ribu per kilogramnya.
Jumisih, salah seorang penjual daging ayam di pasar Rogowongso mengatakan, harga ayam bisa dikatakan stabil apabila harganya Rp 30 ribu per kilogram. Sementara saat ini, harga masih berkisar antara Rp 33 ribu Rp 35 ribu per kilogramnya.
Dia mengaku, kenaikan paling tinggi adalah menjelang lebaran hingga kebaran ketupat. Setelah itu, harga berangsur turun. Hanya, tingkat penurunannya tidak seberapa.
“Masih belum stabil, tapi biasanya kalau sudah idul adha, daging ayam kembali stabil. Kemarin saja harganya Rp 35 ribu per kilogram, sekarang sudah turun lagi, padahal selang waktu dua hari saja,” ungkapnya, Sabtu (30/6/2018).
Meski demikian, hal itu tidak mengurangi masyarakat untuk membeli daging tersebut. Bahkan, dalam satu hari, Jusimih bisa menjual ayamnya hingga 70 kilogram. Sementara untuk ayam kampung, dia mengakui tidak begitu banyak peminat.
“Yang paling banyak pembelinya itu ayam pedaging, kalau ayam jawa kampung jantan, peminatnya sedikit. Ini aja masih banyak, mungkin karena harganya tinggi, jadi masyarakat lebih memilih ayam pedaging,” imbuhnya.
Editor : Supriyadi