Kamis, 20 November 2025


Operator Unit Pengelola Bendungan Gunungrowo, Dian Saputra mengemukakan, kendati masih jauh di atas batas tampungan mati (dead storage) yakni 350 ribu meter kubik, namun pelayanan irigasi sawah tetap dihentikan.

“Saat ini fokus pada pengisian bendungan. Nanti kami buka lagi pelayanan untuk irigasi sekitar Maret tahun depan,” ujarnya, Senin (13/8/2018).

Untuk kapasitasnya sendiri, Waduk Gung Rowo mampu menampung air hingga 5,1 juta meter kubik. Air sebanyak itu digelontorkan untuk kebutuhan irigasi di empat kecamatan, yakni Tlogowungu, Trangkil, Wedarijaksa, dan Juwana. Karena kondisinya semakin menipis, maka pihak PSDA Jateng menghentikn kebutuhan irigasi.

Dian mengaku, keputusan penghentian pelayanan pengairan untuk sawah telah dikoordinasikan dengan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Selain itu, komunikasi tentang hal tersebut juga dilakukan dengan pihak terkait, seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR).

“Volume air saat ini semakin berkurang lantaran terjadi penguapan. Karena itu kami makin intensif melakukan pemantauan,” imbuhnya.Berbanding terbalik dengan tahun lalu, pada puncak musim kemarau tahun lalu, volume Waduk Gunung Rowo hanya menyisakan 350 ribu meter kubik. Stok air tersebut hanya dapat difungsikan untuk pembasahan tanggul untuk mengantisipasi sejumlah risiko kerusakan, seperti keretakan.Meski demikian, aktivitas warga di sekitar waduk tidak ada yang berubah. Mereka tetap menjala ikan dengan menggunakan sampan kecil. Hanya saja, hasil tangkapannya tidak menutup kemungkinan juga berkurang seiring dengan menyusutnya air tersebut.Selain itu, para wisatawan pada saat hari libur, juga masih banyak yang berkunjung ke Waduk Gunung Rowo. Tidak hanya dari Pati saja, tetapi yang dari luar daerah.Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler