Lika-Liku Jurnalis Jadi Tema Pementasan Teater Teasa
Cholis Anwar
Sabtu, 6 Oktober 2018 17:43:15
Pentas panggung teater yang berjudul “Jejak Jurnalis” itu mampu setidaknya mampu menghipnotis para penonton. Bahkan, secara tidak langsung mereka bisa merasakan kehidupan para jurnalis yang sebenarnya. Tak semudah yang dibayangkan, bagaimana menjaga independensi dan menolak intervensi.
Lebih dari itu, dalam pementasan tersebut juga bercerita tentang kehidupan mantan jurnalis yang memilih berhenti dan menjadi petani cabai. Sebab menjadi jurnalis saat ini sudah tidak sesuai dengan prinsip hidupnya. Karena sekarang ini banyak berita bohong yang diolah seperti berita yang serat kepentingan.
Arif Khilwa selaku pembina Teater Aliyah Salafiyah Kajen Pati mengatakan bahwa tujuan dari acara ini untuk selalu menjaga eksistensi anak Teasa. selain itu juga sebagai wadah apresiasi akan minat dan bakat yang mereka miliki di dunia teater.
“Pementasan lakon Jejak Jurnalis ini diharapkan para pemain dan penonton mendapatkan suguhan tontonan yang dapat dijadikan bahan perenungan. Terutama pentingnya kepekaan dalam menerima berita dari mana saja, tak terkecuali dari media massa. Sumber tulisan ataupun berita haruslah jelas. Hal ini juga sebagai upaya preventif biar tidak terjebak dengan berita-berita Hoax,” terangnya usai pementasan teater Teasa di Aula MA Salafiyah Kajen, Jumat (5/10/2018) kemarin.Selain pentas teater pertunjukan itu juga dimeriahkan dengan penampilan dari Teater MTs Salafiyah, pembacaan puisi oleh para siswa MI, MTs dan MA Salafiyah kajen. juga ada beberapa dewan guru yang ikut meramaikan dengan membaca puisi dan geguritan. Selain itu juga tampak ikut mengisi acara dengan membaca puisi seorang sastrawan Aloeth Pathi, dan sejumlah Jurnalis dari beberapa media massa seperti Beni Dewa, dan Fais Toples.
Editor : Supriyadi
Murianews, Pati - Kehidupan seorang jurnalis yang penuh dengan lika-liku, ternyata menjadi tema yang menarik untuk dipentaskan dalam seni pertunjukan teater. Apalagi, penulis skenarionya sendiri adalah seorang jurnalis yang sudah malang melintang di dunia pemberitaan.
Pentas panggung teater yang berjudul “Jejak Jurnalis” itu mampu setidaknya mampu menghipnotis para penonton. Bahkan, secara tidak langsung mereka bisa merasakan kehidupan para jurnalis yang sebenarnya. Tak semudah yang dibayangkan, bagaimana menjaga independensi dan menolak intervensi.
Lebih dari itu, dalam pementasan tersebut juga bercerita tentang kehidupan mantan jurnalis yang memilih berhenti dan menjadi petani cabai. Sebab menjadi jurnalis saat ini sudah tidak sesuai dengan prinsip hidupnya. Karena sekarang ini banyak berita bohong yang diolah seperti berita yang serat kepentingan.
Arif Khilwa selaku pembina Teater Aliyah Salafiyah Kajen Pati mengatakan bahwa tujuan dari acara ini untuk selalu menjaga eksistensi anak Teasa. selain itu juga sebagai wadah apresiasi akan minat dan bakat yang mereka miliki di dunia teater.
“Pementasan lakon Jejak Jurnalis ini diharapkan para pemain dan penonton mendapatkan suguhan tontonan yang dapat dijadikan bahan perenungan. Terutama pentingnya kepekaan dalam menerima berita dari mana saja, tak terkecuali dari media massa. Sumber tulisan ataupun berita haruslah jelas. Hal ini juga sebagai upaya preventif biar tidak terjebak dengan berita-berita Hoax,” terangnya usai pementasan teater Teasa di Aula MA Salafiyah Kajen, Jumat (5/10/2018) kemarin.
Selain pentas teater pertunjukan itu juga dimeriahkan dengan penampilan dari Teater MTs Salafiyah, pembacaan puisi oleh para siswa MI, MTs dan MA Salafiyah kajen. juga ada beberapa dewan guru yang ikut meramaikan dengan membaca puisi dan geguritan. Selain itu juga tampak ikut mengisi acara dengan membaca puisi seorang sastrawan Aloeth Pathi, dan sejumlah Jurnalis dari beberapa media massa seperti Beni Dewa, dan Fais Toples.
Editor : Supriyadi