Untung Melimpah, Petani di Sembaturagung Pati Ini Pilih Budidaya Pepaya Jingga
Cholis Anwar
Rabu, 24 Oktober 2018 15:36:15
Adalah Sudigdo yang saat ini tengah menikmati keuntungan melimpah dari hasil budidaya papaya jingga yang dilakukan. Awalnya dia mencoba dengan menanami lahannya dengan 50 pohon saja. Tetapi setelah melihat hasilnya, dia justru menambah lagi menjadi 350 pohon di lahan sekitar 300 meter persegi.
“Kalau awalnya emang tidak begitu mengetahui apakah nantinya papaya jingga ini prospek pasar atau tidak. Tetapi setelah berjalan dan papaya sudah siap konsumsi, ternyata banyak peminatnya,” ungkapnya, Rabu (24/10/2018)
Dia menambahkan, masa pertumbuhan papaya jingga mencapai sembilan bulan. Namun masa panennya bisa dilakukan setiap hari. Dalam sehari, pepaya jingga bisa dipanen tidak kurang dari 30 kilogram.
[caption id="attachment_150842" align="alignnone" width="715"]

Sudigdo memanen papaya jingga di perkebunannya. (MurianewsCom/Cholis Anwar)[/caption]
Perbuah untuk ukuran kecil hingga sedang, papaya jingga ini bisa dijual dikisaran harga Rp 8 ribu hingga Rp 9 ribu rupiah. Sedangkan untuk yang ukuran besar bisa sampai dengan Rp 20 ribu rupiah perbuah.
“Hasilnya sangat menguntungkan. Itulah salah satu alasan saya, kenapa pohon yang pada mulanya hanya 50, sekarang sudah saya tambah menjadi 350 pohon. Itu karena keuntungannya yang besar,” terangnya girang.Perawatan yang cenderung mudah membuat budidaya pepaya jingga sangatlah menjanjikan. Pepaya jingga hanya mengandalkan pupuk organik dari kotoran hewan karena menggunakan pupuk non organik justru hasilnya kurang memuaskan.Sebelumnya, sudigdo juga pernah menanam padi di sawah, tetapi hasilnya tidak begitu menjanjikan. Sebab dalam sekali panen dirinya hanya mendapatkan Rp 6 juta rupiah sekali panen.Sementara untuk budidaya papaya jinga ini, dirinya mengaku setiap harinya bisa panen. Hasil panen pepaya ini kemudian dibawa keliling untuk dijual. Dia membawa dua keranjang pepaya berbagai ukuran. Sehari keliling, dia bisa memperoleh hasil Rp 200 hingga Rp 300 ribu rupiah.“Ditambah lagi dengan hasil penjualan di rumah dan permintaan dari pengepul. Intinya, keuntungan yang saya datapkan semakin banyak dri papaya jingga ini,” tandasnya.
Editor: Supriyadi
Murianews, Pati - Tidak banyak petani yang melirik budidaya pepaya dalam pengembangan komoditas pertanian. Namun berbeda dengan yang dilakukan oleh warga Desa Sembaturagung, Kecamatan Jakenan. Salah satu warga berusaha mengembangkan budidaya pepaya jenis jingga. Hasilnya luar biasa. Dalam sehari, bisa menghasilkan pemasukan berkisar 200 hingga 300 ribu rupiah.
Adalah Sudigdo yang saat ini tengah menikmati keuntungan melimpah dari hasil budidaya papaya jingga yang dilakukan. Awalnya dia mencoba dengan menanami lahannya dengan 50 pohon saja. Tetapi setelah melihat hasilnya, dia justru menambah lagi menjadi 350 pohon di lahan sekitar 300 meter persegi.
“Kalau awalnya emang tidak begitu mengetahui apakah nantinya papaya jingga ini prospek pasar atau tidak. Tetapi setelah berjalan dan papaya sudah siap konsumsi, ternyata banyak peminatnya,” ungkapnya, Rabu (24/10/2018)
Dia menambahkan, masa pertumbuhan papaya jingga mencapai sembilan bulan. Namun masa panennya bisa dilakukan setiap hari. Dalam sehari, pepaya jingga bisa dipanen tidak kurang dari 30 kilogram.
[caption id="attachment_150842" align="alignnone" width="715"]

Sudigdo memanen papaya jingga di perkebunannya. (MurianewsCom/Cholis Anwar)[/caption]
Perbuah untuk ukuran kecil hingga sedang, papaya jingga ini bisa dijual dikisaran harga Rp 8 ribu hingga Rp 9 ribu rupiah. Sedangkan untuk yang ukuran besar bisa sampai dengan Rp 20 ribu rupiah perbuah.
“Hasilnya sangat menguntungkan. Itulah salah satu alasan saya, kenapa pohon yang pada mulanya hanya 50, sekarang sudah saya tambah menjadi 350 pohon. Itu karena keuntungannya yang besar,” terangnya girang.
Perawatan yang cenderung mudah membuat budidaya pepaya jingga sangatlah menjanjikan. Pepaya jingga hanya mengandalkan pupuk organik dari kotoran hewan karena menggunakan pupuk non organik justru hasilnya kurang memuaskan.
Sebelumnya, sudigdo juga pernah menanam padi di sawah, tetapi hasilnya tidak begitu menjanjikan. Sebab dalam sekali panen dirinya hanya mendapatkan Rp 6 juta rupiah sekali panen.
Sementara untuk budidaya papaya jinga ini, dirinya mengaku setiap harinya bisa panen. Hasil panen pepaya ini kemudian dibawa keliling untuk dijual. Dia membawa dua keranjang pepaya berbagai ukuran. Sehari keliling, dia bisa memperoleh hasil Rp 200 hingga Rp 300 ribu rupiah.
“Ditambah lagi dengan hasil penjualan di rumah dan permintaan dari pengepul. Intinya, keuntungan yang saya datapkan semakin banyak dri papaya jingga ini,” tandasnya.
Editor: Supriyadi