Jelang Imlek, Permintaan Jeruk Pamelo Turun Drastis
Cholis Anwar
Senin, 4 Februari 2019 19:47:47
Ketua Kelompok Tani Sumber Rejeki Desa Bageng, Kecamatan Gembong, Sutrisno mengatakan, sepekan menjelang imlek, permintaan jeruk pamelo memang menurun. Biasanya, dalam sehari bisa bisa mengirim 450 kilo gram ke Jakarta dan Surabaya. Tetapi, akhir-akhir ini mulai berkurang.
"Ya karena adanya buah impor. Bayangkan saja, dari kuantitasnya, satu jeruk pamelo impor bisa mencapai di atas 2 kilogram. Sementara untuk jeruk pamelo lokal di bawahnya," kata Sutrisno, Senin (4/2/2019).
Menurutnya, untuk kualitas buah kirim luar daerah, berat minimal adalah 2 kilogram. Sementara pada Januari lalu, banyak tanaman jeruk yang terserang penyakit. Sehingga, kualitas jeruk juga menurun.
"Mutlak kami harus mencari jeruk yang beratnya mencapai satu kilo untuk satu buah. Kalau kurang dari itu, kami tidak bisa mengirim," imbuhnya.Dirinya memperkirakan, usai perayaan imlek, permintaan jeruk pamelo akan kembali stabil. Itu pun apabila buah impor dibatasi oleh pemerintah. Apabila impor tetap berlanjut, justru harganya akan semakin menurun."Tingkat penurunannya mencapai 40 persen. Harganya sendiri juga menurun, yakni antara Rp 20-21 ribu," tandasnya.
Editor : Supriyadi
Murianews, Pati - Menjelang Imlek, permintaan jeruk pamelo menurun drastis. Imbasnya, para pembudidaya jeruk pamelo terpaksa gigit jari. Belum lagi adanya serbuan jeruk impor.
Ketua Kelompok Tani Sumber Rejeki Desa Bageng, Kecamatan Gembong, Sutrisno mengatakan, sepekan menjelang imlek, permintaan jeruk pamelo memang menurun. Biasanya, dalam sehari bisa bisa mengirim 450 kilo gram ke Jakarta dan Surabaya. Tetapi, akhir-akhir ini mulai berkurang.
"Ya karena adanya buah impor. Bayangkan saja, dari kuantitasnya, satu jeruk pamelo impor bisa mencapai di atas 2 kilogram. Sementara untuk jeruk pamelo lokal di bawahnya," kata Sutrisno, Senin (4/2/2019).
Menurutnya, untuk kualitas buah kirim luar daerah, berat minimal adalah 2 kilogram. Sementara pada Januari lalu, banyak tanaman jeruk yang terserang penyakit. Sehingga, kualitas jeruk juga menurun.
"Mutlak kami harus mencari jeruk yang beratnya mencapai satu kilo untuk satu buah. Kalau kurang dari itu, kami tidak bisa mengirim," imbuhnya.
Dirinya memperkirakan, usai perayaan imlek, permintaan jeruk pamelo akan kembali stabil. Itu pun apabila buah impor dibatasi oleh pemerintah. Apabila impor tetap berlanjut, justru harganya akan semakin menurun.
"Tingkat penurunannya mencapai 40 persen. Harganya sendiri juga menurun, yakni antara Rp 20-21 ribu," tandasnya.
Editor : Supriyadi