Rabu, 19 November 2025


Dengan mengadakan kirab akulturasi, yakni kirab budaya tionghoa yang dipadukan dengan budaya jawa, menjadikan peringatan imlek tersebut makin menarik. Ada barongsai, reog ponorogo, drumband dan berbagai pertunjukan lainnya.

Ketua Pelaksana Kirab Kyai Heppy mengatakan, perayaan imlek bukan milik satu komunitas, tetapi ada dari berbagai anggota. Bahkan ada juga yang dari pesantren.

"Masyarakat Pati ini mulai mempunyai kesadaran tinggi untuk tertib dan bisa menikmati sajian dari bagian perayaan Imlek. Karena sebagaimana saya selaku koordinator gusdurian Pati itu mengajarkan pada masyarakat luas untuk rendah hati yang merupakan bagian dari kehidupan sosial kemasyarakatan," katanya, Selasa (5/2/2019).

Selain itu, kirab akulturasi tersebut juga untuk memperingati Haul Gus Dur yang ke-9. Karena gus Dur di dalam komunitas Tionghoa adalah tokoh pluralis dan toleran.
"Akulturasi budaya itu adalah penting bagi kami kami untuk menjaga budaya bangsa ini dan disajikan pada masyarakat luas agar juga ikut mencintai budaya nasional khususnya budaya lokal. Sehingga budaya ini tidak punah dan tidak diakui oleh negara lain," tegasnya.Dirinya menegaskan, bahwa kita disuruh untuk tunjukan kebaikan kepada orang lain. Orang tidak  akan tanya apa agamamu."Itu pesan yang selalu kita suarakan untuk masyarakat Pati khususnya, bangsa Indonesia pada umumnya," tandas Kyai Heppy.Editor : Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler