Rabu, 19 November 2025


Petani garam Desa Lengkong, Kecamatan Batangan, Pati, Ahmad Syafi'i mengatakan, harga garam di wilayah Batangan untuk garam grosok super sebesar Rp 900 per kilogram. Padahal, sebelumnya harga bisa mencapai Rp 1.500 per kilogram.

Menurutnya, harga tersebut sudah mengalami kenaikan jika dibandingkan pada dua pekan lalu yang hanya Rp 600 per kilogram. Dirinya belum mengetahui secara pasti penyebab kemrosotan harga garam ini.

"Penyebab secara pastinya, kami belum tahu. Harga sempat terjadi kenaikan, tetapi cuma sedikit. Itu pun terkadang kami masih rugi," katanya, Jumat (17/5/2019).

Pada saat harga anjlok, lanjut Syafi'i, para petani lebih memilih untuk menimbun garamnya terlebih dahulu. Mengingat, apabila garam dijual dengan harga rendah, kerugian akan lebih banyak. Bahkan tidak bisa untuk menutup ongkos produksi.

"Belum lagi kalau hujan datang, bobot garam juga akan mengalami penyusutan. Karena itu, kami lebih memilih menimbun terlebih dahulu sambil menunggu harga stabil," imbuhnya.
"Belum lagi kalau hujan datang, bobot garam juga akan mengalami penyusutan. Karena itu, kami lebih memilih menimbun terlebih dahulu sambil menunggu harga stabil," imbuhnya.Terpisah, Aji Pramuji warga Desa Genengmulyo, Kecamatan Juwana, Pati, selaku pengepul dan penjual mengatakan, untuk harga garam grosok kualitas rendah, saat ini sekitar Rp 400 per kilogram. Garam ini biasanya digunakan untuk pakan ternak."Garam grosok pun sekarang sudah jarang sekali yang membeli. Paling-paling hanya beberapa kilogram saja untuk mencukupi kebutuhan ternak," pungkasnya. Reporter: Cholis AnwarEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler