Kamis, 20 November 2025


Apalagi bagi masyarakat yang mempunyai lahan pertambakan luas, budidaya nila memang sangat menguntungkan. Hal inilah yang mendasari Zainal Muttaqin, warga Desa Keboromo, Kecamatan Tayu, Pati, lebih memilih budidaya ikan nila di tambaknya.

Zainal bercerita, untuk pembesaran ikan nila hingga siap konsumsi, prosesnya sangat mudah. Dengan memberikan pakan secara cukup setiap pagi dan sore hari, dengan sendirinya pertumbuhan ikan akan lebih cepat.

Dalam kurun waktu tiga hingga tiga setengah bulan, ikan nila sudah bisa dijual. Jadi tidak membutuhkan waktu lama. Setelah itu, air tambak dikuras dan diisi ulang untuk menaruh bibit ikan yang baru.

"Untuk mendapatkan bibit ikan nila sendiri, saya memesan dari Jogjakarta bersama dengan pembudidaya lain. Harganya juga cukup terjangkau," katanya, Sabtu (15/6/2019).

Menurutnya, untuk ikan sebanyak 30 ribu ekor, setidaknya membutuhkan pakan hingga 1,5 ton. Harga pakan sendiri, satu karung berisi 30 kilogram dijual dengan harga Rp 220-240 ribu.

"Kalau 30 ribu ikan itu saat pembesaran mempunyai ukuran yang sama, maka keuntungan bisa mencapai 60 persen. Kalau ada yang kecil dan ada yang besar, keuntungan paling minim masih 30 persen," ujarnya.Meski demikian menurut dia, tetap ada kendala yang harus dihadapi saat budidaya ikan nila. Salah satunya jika terjadi perubahan cuaca, ikan nila akan sangat rentan mati. Namun, bagi petambak yang sudah terbiasa, hal itu bisa diatasi dengan mudah."Yang namanya ikan, kadang juga butuh obat dan nutrisi lain. Untuk itu, kondisi air harus benar-benar diperhatikan," terangnya. Reporter: Cholis AnwarEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler