Kamis, 20 November 2025


Sudardi, salah seorang petani ketela di Kecamatan Trangkil mengakui hal tersebut. Ia menyebut, pada tahun 2017 hingga hingga awal 2018 lalu, dirinya mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.

Penyebabnya, harga ketela anjlok sangat rendah, bahkan tahun 2017 tidak sampai Rp 1.000 per kilogram.

"Harga ketela mulai berangsur naik ketika memasuki masa panen pada pertengahan 2018 lalu. Kemudian pada musim panen tahun ini, harganya Rp 2.200 per kilogram," katanya, Sabtu (13/7/2019).

Dirinya bercerita, pada saat harga ketela pohon menurun drastis, para petani banyak yang beralih menanam tebu. Pada saat itu, tebu dirasa bisa memberikan keuntungan yang lebih.

Kemudian, ketika petani ketela sudah menanam tebu, ternyata harga ketela justru berangsur naik.

"Ini kan kayak ada permainan. Tapi kami sebagai petani menang tidak tahu. Yang kami tahu hanya menanam, merawat kemudian panen," imbuhnya.Sementara itu, Maskur salah satu pengusaha tepung tapioka di Desa Sidomukti, Kecamatan Margoyoso, Pati juga mengatakan hal yang sama. Harga ketela saat ini memang sedang bagus."Untuk saat ini masih bagus. Antara petani, pengepul maupun penggiling sama-sama masih ada keuntungan. Tidak ada yang dirugikan," tutupnya. Reporter: Cholis AnwarEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler