Kamis, 20 November 2025


Bahkan, sebanyak 1700-an  hektare di antaranya sudah nyaris puso. Itu ada di Kecamatan Margorejo dan Gabus. Sebab, dua Kecamatan itu selama ini untuk irigasi memang mengandalkan dari waduk Kedung Ombo dan Seloromo Gembong.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Kabupaten Pati Muchtar Efendi mengatakan, penyelamatan tanaman di lahan 1700 an hektare itu memang sangat mendesak. Sebab, tanaman padi sudah berusia 40 hingga 60 hari.

"Kalau tidak ada irigasi, tentu tanaman yang baru berusia 40-60 hari itu bisa mati. Kalau tanaman mati, tentu kerugiaan yang akan ditanggung petani juga banyak," katanya saat ditemui, Kamis (1/8/2019).

Dia juga mengatakan, saat ini untuk irigasi para petani memang mengandalkan dari Bendungan Logung, Kudus. Sementara irigasi dari waduk Kedung Ombo sudah ditutup beberapa hari lalu.

"Waduk Kedung Ombo, Seloromo dan Gunung Rowo sudah tidak bisa mengalirkan air. Mutlak, yang bisa menyelamatkan tanaman petani hanya irigasi dari Bendungan Logung," ujarnya.
"Waduk Kedung Ombo, Seloromo dan Gunung Rowo sudah tidak bisa mengalirkan air. Mutlak, yang bisa menyelamatkan tanaman petani hanya irigasi dari Bendungan Logung," ujarnya.Dia mengaku, untuk irigasi dari Bendungan Logung hingga ke areal persawahan petani Margorejo dan Gabus, membutuhkan pengawasan maksimal. Karena, alurnya melewati beberepa areal persawahan lain."Hal ini kami koordinasikan dengan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Pemali Juana agar berkenan untuk membuka air di Bendungan Logung untuk irigasi pertanian," tutupnya. Reporter: Cholis AnwarEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler