Kamis, 20 November 2025


Suyanto, salah satu tengkulak ketela pohon di Cluwak, Pati mengakui hal itu. Dia mengatakan, dua pekan yang lalu, harga terendah dari petani memang berkisar di harga Rp 1.600. Tetapi untuk saat ini sudah stabil.

"Harga Rp 2.200 itu sudah bagus dibandingkan sebelumnya. Istilahnya, petani masih dapat untung lah," katanya, Rabu (14/8/2019).

Dia menambahkan, terkait naik turunnya harga ketela, memang ada banyak faktor. Bahkan dirinya sebagai tengkulak pun terkadang tidak mengetahui.

"Yang jelas, kalau barangnya banyak, tentu harga semakin menurun. Tetapi kalau permintaan banyak dan barangnya minim, harganya akan lebih tinggi," ujarnya.

Selain tengkulak, dirinya juga mempunyai kebun ketela pohon. Apabila harganya turun, tentu petani akan mengalami kerugian yang tidak sedikit. Apalagi kalau sampai di bawah Rp 1.000 per kilogram, kerugian bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta."Kalau standarnya memang di angka Rp 2.000 per kilo. Ini sama-sama untung, baik dari petani, tengkulak maupun pabrik," tegasnya. Reporter: Cholis AnwarEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler