Rabu, 19 November 2025


Dalam sambutannya membacakan pidato Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Haryanto menyebut upacara bendera merupakan momen untuk mempersatukan bangsa.

Sebab, dalam berbangsa, semua pemeluk agama, ras dan kebudayaan yang berbeda, mampu bersatu dalam bingkai kebhinekaan. Ia mengutip ungkapan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang menyebut, jika orang berbuat baik, orang tidak akan bertanya apa agamamu, apa sukumu.

"Dalam masa perjuangan setelah kemerdekaan ini, sudah semestinya kita tidak membedakan suku, agama ataupun ras. Tak peduli warna kulit, rambut, jenis kelamin, kaya atau pun miskin. Semua sama di mata negara," katanya.

Dirinya menilai, para Bapak Bangsa telah memberikan contoh melalui perilaku, bukan hanya sekadar omong kosong. Kemerdekaan yang mampu diraih adalah bukti bahwa persatuan adalah mutlak.

"Para Bapak Bangsa itu berdarah-darah dalam menegakkan kemerdekaan," imbuhnya.

Dia juga mengakui bahwa bangsa Indonesia saat ini juga mewarisi semangat perjuangan tersebut. Hanya saja, terkadang sebagai manusia terlena hingga saling mencela dengan yang lain.
Dia juga mengakui bahwa bangsa Indonesia saat ini juga mewarisi semangat perjuangan tersebut. Hanya saja, terkadang sebagai manusia terlena hingga saling mencela dengan yang lain."Terkadang kita memupuk borok dalam dada, membuat kita terlena hingga dengan rasa tanpa dosa, saling menghina, mencela. Bahkan ada yang nekat hendak memgganti pancasila," terangnya.Dirinya berharap agar jalinan persatuan dan kebangsaan ini tidak pudar. Sebab, apabila persatuan itu pudar, maka negara juga akan pudar."Sejarah telah mengikat kuat kita, pesan senasib seperjuangan telah menyatukan kita, dan Pancasila telah mendasari kita sebagai bangsa dan negara yang besar. Yakinlah, Indonesia akan berjaya seribu windu lamanya, bahkan lebih," pungkasnya. Reporter: Cholis AnwarEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler