Kamis, 20 November 2025


Mashuri, salah seorang petani di Desa Banjarsari, Kecamatan Gabus, Pati, yang berada di sekitar Sungai Silugonggo mengatakan, intrusi air laut sudah terjadi sejak Juli 2019 lalu. Dan sampai saat ini, kondisi masih belum berubah.

"Kalau terjadi intrusi, air tidak bisa dimanfaatkan petani. Kalau air dibuat untuk mengaliri tanaman, yang ada tanaman malah mati," katanya, Kamis (29/8/2019).

Untuk memgaliri sawah, saat ini para petani hanya memanfaatkan bendungan tadah hujan yang berada di Desa Banjarsari, Kecamatan Gabus, Pati. Itu pun tidak sepenuhnya bisa merata.

Belum lagi jika letak lahannya jauh dari bendungan. Tentu para petani membutuhkan pompa air dengan saluran yang panjang, agar air sampai ke lahan persawahan.

"Kalau saat pengambilan air di bendungan, petani harus lebih cepat agar tidak ketinggalan dengan petani yang lain. Karena untuk irigasi juga rebutan," ungkapnya.
"Kalau saat pengambilan air di bendungan, petani harus lebih cepat agar tidak ketinggalan dengan petani yang lain. Karena untuk irigasi juga rebutan," ungkapnya.Sementara data yang berhasil dihimpun, di kawasan Desa Banjarsari ada sebanyak 94 hektare lahan yang membantang di pinggir Sungai Silugonggo. Khusus untuk tanaman padi diperkirakan mencapai 40 hingga 50 hektare."Untuk saat ini, tanaman padi memang sedang membutuhkan air. Kalau irigasi kurang, kemungkinan malah gagal panen," pungkasnya. Reporter: Cholis AnwarEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler