Rabu, 19 November 2025


Anggota Dewan Pers Imam Wahyudi saat mengisi acara mengatakan, jurnalis tidak boleh serta merta hanya menulis tanpa memikirkan dampaknya. Apalagi kalau produk jurnalistik itu adalah masalah konflik.

Dia mencontohkan, konflik Papua yang terjadi saat ini tidak boleh dipandang secara sepihak atau menyamakan dengan konflik di daerah lain. Sebab, permasalahan di Papua cukup kompleks, sehingga jurnalis diharapkan juha ikut meredam konflik tersebut.

"Pada tahun 2.000, penduduk Papua sebanyak 800 ribu orang, sekarang mungkin empat juta penduduk. Jika empat juta penduduk menghuni Pulau Jawa, mereka akan tersebar di mana-mana. Jadi dalam memandang Papua dengan kacamata kita, tentu akan menimbulkan konflik kembali," terang Imam.

Dia juga mengatakan, informasi yang ditimbulkan dari produk jurnalistik seperti bom nuklir. Apabila bom itu diledakkan di Pati, akan berdampak pada kehancuran Pulau Jawa.

"Sama halnya dengan informasi, apabila tidak disampaikan dengan baik dan benar, maka akan menimbulkan kehancuran. Karena sepuluh tahun yang akan datang informasinya masih ada," terangnya.Karena itu, jurnalisme damai harus menjadi patokan para jurnalis untuk mengolah informasi. Sehingga tidak menimbulkan konflik berkepanjangan.  "Jurnalis harus jenius dalam menggali, meramu dan menyebarkan informasi," tandasnya. Reporter: Cholis AnwarEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler